Jakarta,reportasenews.com – Presiden Jokowi mengaku terus memantau berbagai perkembangan di Bali, khususnya terkait berbagai sektor ekonomi yang terdampak erupsi Gunung Agung.
“Jadi, saat ini erupsi Gunung Agung masih terus terjadi. Saya minta masyarakat, terutama di sekitar gunung tetap tenang, mengikuti saran dan imbauan pemerintah pusat atau pun daerah,” kata Presiden Jokowi di Jakarta, Rabu (29/11).
Dia juga secara khusus meminta masyarakat mengungsi, khususnya mereka yang berada pada radius 8-10 km dari Gunung Agung.
”Bagi mereka yang berada di radius 8-10 kilo meter, betul-betul mengungsi demi keselamatan,” katanya.
Presiden Jokowi juga telah memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, Panglima TNI, Kapolri, Basarnas, dan Kementerian mendukung berbagai upaya pemerintah daerah dalam penanganan pengungsi.
“Semua harus di backup. Saya minta jangan sampai ada korban karena terkena letusan,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga telah memerintahkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi agar memperhatikan berbagai aspek keselamatan penerbangan. “Ini penting sekali karena abu dari Gunung Agung sangat membahayakan penerbangan dan keselamatan penumpang,” ujarnya.
Dia mengatakan, para wisatawan yang terdampak penutupan Bandara Ngurah Rai ditangani dan dilayani sebaik-baiknya.
“Jangan sampai mereka tidak terurus pulang atau keluar dari Bali karena bandara tertutup. Saya minta Menteri Perhubungan, Menteri Pariwisata, Gubernur Bali, dan Bupati di Bali menangani ini. Saya terus memonitor perkembangan yang ada di Bali,” kata Presiden Jokowi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, tingkat erupsi Gunung Agung meningkat dari fase freatik ke magmatik, sejak teramati sinar api di puncak pada malam hari, Sabtu (25/11), Pukul 21.00 WITA. Sampai saat ini, erupsi fase magmatik disertai kepulan abu tebal terus-menerus terjadi mencapai ketinggian 2.000 sampai 3.400 meter dari puncak.
Pengelola Bandara Ngurah Rai, Bali, menyiapkan sekitar 100 bus untuk mengangkut calon penumpang yang gagal berangkat untuk kemudian dialihkan menggunakan transportasi darat karena masa penutupan bandara akibat letusan Gunung Agung diperpanjang.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, di Denpasar, Rabu, 29 November 2017, mengatakan bus-bus tersebut disiagakan di terminal domestik dan internasional dan calon pemakai jasa penerbangan langsung diantarkan ke Pelabuhan Padangbai, Surabaya, dan Jakarta.
Sejumlah pemakai jasa penerbangan yang memilih menggunakan transportasi darat, kemudian antre untuk memasuki bus yang menuju Surabaya dan Jakarta serta Pelabuhan Padangbai untuk tujuan Nusa Tenggara Barat.
Bandara Ngurah Rai kembali ditutup hingga Kamis, 30 November 2017, karena sebaran abu Gunung Agung terdeteksi masih berada di ruang udara bandara. Akibatnya, pada perpanjangan penutupan ketiga kalinya ini, total 430 jadwal penerbangan dibatalkan, baik yang tiba maupun berangkat.
Arie merinci, untuk rute internasional sebanyak 195 penerbangan dan rute domestik mencalai 235 penerbangan. Pihaknya memperkirakan untuk penutupan ketiga kalinya ini hampir 58 ribu calon pemakai jasa penerbangan domestik dan internasional gagal terbang.
Pihak pengelola Bandara Ngurah Raibersama otoritas terkait lainnya akan melakukan evaluasi terkait perkembangan operasional berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BMKG, Vulcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin Australia, laporan pilot dan hasil pengujian di bandara (*)