Korea Selatan, reportasenews.com – Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah memerintahkan penyelidikan setelah Kementerian Pertahanannya gagal memberitahukan kepadanya bahwa ada empat peluncur sistem anti-rudal THAAD milik AS telah dibawa masuk ke negara tersebut tanpa diketahui, kata juru bicaranya pada hari Selasa.
Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) pada awalnya ditempatkan pada bulan Maret di wilayah tenggara Seongju terdiri hanya dua dari muatan maksimum berisi enam peluncur roket untuk digunakan melawan ancaman rudal Korea Utara.
Selama kampanye suksesnya untuk pemilihan presiden 9 Mei lalu, Presiden Moon meminta tinjauan parlemen atas sistem tersebut, pemasangan THAAD membuat Cina marah karena dituding akan memata matai wilayah Cina.
“Presiden Moon mengatakan sangat mengejutkan mendengar ada empat peluncur tambahan dipasang tanpa dilaporkan ke pemerintah atau ke publik”, juru bicara kepresidenan Yoon Young-chan mengatakan pada sebuah media briefing.
Pentagon mengatakan bahwa pihaknya “sangat transparan” dengan pemerintah Korea Selatan mengenai penerapan THAAD. “Kami terus bekerja sangat erat dengan pemerintah Republik Korea dan kami sangat transparan dalam semua tindakan kami selama proses ini,” kata juru bicara Pentagon Jeff Davis dalam sebuah konferensi pers.
Secara terpisah pada hari Selasa, militer AS bersorak, sebuah percobaan pertahanan rudal pertama yang sukses yang melibatkan serangan simulasi oleh rudal balistik antar benua, sebuah tonggak utama untuk sebuah program yang dimaksudkan untuk membela Amerika Serikat melawan Korea Utara.
Badan Pertahanan Rudal mengatakan bahwa ini adalah tes live-fire pertama melawan simulasi ICBM untuk Ground-based Midcourse Defense (GMD), sebuah sistem terpisah dari THAAD, dan menyebutnya sebagai “prestasi yang luar biasa.”
Amerika Serikat, yang memiliki 28.500 tentara yang ditempatkan di Korea Selatan, memiliki perjanjian pertahanan bersama dengan Seoul sejak akhir Perang Korea 1950-53, yang berakhir dengan sebuah gencatan senjata yang telah meninggalkan semenanjung tersebut dalam keadaan teknis perang.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya telah melakukan latihan gabungan dengan pembom Lancer B-1B AS supersonik pada hari Senin, yang oleh media pemerintah Korea Utara sebelumnya digambarkan sebagai “latihan pengeboran bom nuklir”.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berbicara dengan Moon melalui telepon pada hari Selasa dan mengatakan kepadanya bahwa dialog dengan Korea Utara tidak ada artinya, dan bahwa peran Cina dalam menekan Korea Utara penting, kata kementerian luar negeri Jepang dalam sebuah pernyataan.
Kantor berita KCNA Korea Utara melaporkan bahwa pemimpin Kim Jong Un mengawasi uji coba rudal terbaru negara tersebut pada hari Senin. Dikatakan misil tersebut memiliki sistem panduan presisi yang baru dan kendaraan peluncuran mobile baru.
Kim mengatakan Korea Utara akan mengembangkan senjata yang lebih kuat untuk dipertahankan melawan Amerika Serikat. (Hsg)