Jakarta, Reportasenews – PT Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM) meresmikan Gedung Advanced Cell Therapy-Production Laboratory (ACT-PLab) Tahap I di kawasan Kramat, Jakarta Pusat, Senin (11/12/2023). Peresmian dihadiri oleh Andi Wijaya, selaku pendiri sekaligus Komisaris Utama ProSTEM, Dr. Cynthia R. Sartika, Direktur ProSTEM dan L. Rizka Andalusia Plt. Kepala BPOM RI.
ACT-PLab akan menjadi laboratorium pertama yang digunakan untuk proses pengolahan sel punca, dan turunannya yang dikelola oleh PT ProSTEM. Harapannya, hasil produksi dari laboratorium tersebut dapat memberikan kontribusi dalam reformasi kesehatan terutama dibidang teknologi pengobatan regeneratif untuk pasien dengan berbagai kondisi medis, seperti penyakit degeneratif seperti jantung, diabetes, stroke, osteoartritis dan gangguan lainnya.
Menurut Cynthia, ACT-PLab belum membuka layanan produk bagi publik, namun semua aktivitasnya masih didasarkan pada penelitian berbasis layanan kesehatan. Yang terbaru, ProSTEM telah berhasil mengembangkan sel punca untuk mengobati retinitis pigmentosa, sebuah penyakit mata turunan degeneratif.
“Lewat ACT-PLab ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi di bidang pengobatan regeneratif. Harapannya selain membangun kemandirian Indonesia di bidang pengobatan, juga dapat meningkatkan harapan hidup manusia,” jelas Cynthia.
Sementara dalam sambutannya, Plt. Kepala BPOM mengapresiasi atas capaian ProSTEM membangun sarana laboratorium stem cell (sel punca) yang sangat dibutuhkan bagi para peneliti dan terutama masyarakat.
“Dengan dibangunnya fasilitas ini, masyarakat akan mendapatkan akses kepada Advanced Therapy Medicinal Products (ATMPs) yang selama ini merupakan suatu ketidakniscayaan bagi masyarakat”, ujar Rizka Andalusia.
Hadirnya teknologi terbaru di bidang kesehatan ini tidak lepas dari peran sosok Andi Wijaya, sebagai pendiri sekaligus Komisaris Utama ProSTEM. Pria kelahiran 2 Juli 1936 itu mengaku belajar menyembuhkan luka dengan Stem Cell.
“saya coba suntikkan dan hasilnya sekarang sudah beres, mulus karena pengobatan ini, makanya inilah pengobatan yang bisa menyelamatkan nyawa.” Ujar Andi
Selanjutnya, dia terus melakukan penelitian dan mengembangkan ProSTEM mulai Desember 2013. Kendati belum menghasilkan Andi mengatakan pendapatan belum jadi prioritas dalam pembangunan ini.
“Masalah uang belakangan, misinya adalah menyelamatkan nyawa dengan pengobatan atau terapi regenerative” tutup Andi. (dik)