Jakarta, Reportasenews – Dunia sedang dilanda Covid-19, termasuk Indonesia. Tapi, sektor ekonomi harus terus digerakkan, dengan menerapkan protokol kesehatan. Salah satu pesan Presiden Joko Widodo kepada Budi Gunadi Sadikin, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional, pada Rabu (29/07/2020) adalah menjaga ketersediaan lapangan kerja, serta memastikan agar level pendapatannya mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
Hal tersebut direspon oleh PT. Intigarmindo Persada, dengan tetap berproduksi, agar pekerja tidak kehilangan pekerjaan. PT. Intigarmindo Persada adalah Perusahaan Nasional, yang bergerak di industri Garment, dengan Brand Lois. Ini adalah Brand Internasional dari Spanyol. Perusahaan ini memproduksi, antara lain: baju, celana, tas, dompet, sepatu, dan ikat pinggang.
Pada Selasa (01/09/2020), Syahrial selaku Ketua Tim Intelijen Brand Lois, mengatakan, selain menghadapi tantangan Covid-19, mereka juga didera oleh maraknya pemalsuan produk dengan Brand Lois. Itu ia kemukakan kepada wartawan di Kantor Pusat Brand Lois, Jalan Pualam Raya No. 31, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Syahrial menyebut, penegakan hukum terhadap pemalsu produk, tidak boleh kendor, meski kita sedang menghadapi pandemi Covid-19. Di kesempatan itu, Syahrial menunjukkan lembaran Daftar Pencarian Orang, Nomor: DPO/04/IV/2020/Ditreskrimsus, yang diterbitkan oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus, Polda Sulawesi Selatan.

DPO tersebut ditandatangani oleh Augustinus B. Pangaribuan, pada April 2020. Yang bertindak sebagai pelapor adalah Syahrial dan yang menjadi terlapor adalah IM. Syahrial menyayangkan, meski sudah berstatus DPO, IM masih bebas berkeliaran. Artinya, proses penegakan hukum terkait pemalsuan produk dengan Brand Lois tersebut, mandeg.
Syahrial mempertanyakan, kenapa kok mandeg? “Karena sudah berstatus DPO, mestinya IM sudah ditangkap. Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pemalsuan yang ia lakukan, selain merugikan perusahaan, juga merugikan Negara, karena kehilangan pendapatan berupa pajak,” ujar Syahrial lebih lanjut.
Syahrial mengaku, ia pernah dihubungi oleh seseorang, yang mengaku dari Polda Metro Jaya, yang hendak mengintervensi kasus pemalsuan produk dengan Brand Lois tersebut. “Apakah DPO terhadap IM itu mandeg, karena ada pihak yang mengintervensi? Ini menjadi pertanyaan saya. Tapi, saya yakin, pihak Polda Sulawesi Selatan pasti mampu menangani kasus pemalsuan produk ini secara professional,” kata Syahrial.
Syahrial berharap, dengan Kapolda Sulsel yang baru, Irjen Pol Merdisyam, kasus pemalsuan produk dengan Brand Lois tersebut, bisa secepatnya diproses secara hukum. “Karena, ini kan sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo tentang pelaku usaha, selaku penyedia lapangan kerja bagi rakyat,” ungkap Syahrial kepada wartawan di Kantor Pusat Brand Lois, di Jakarta Pusat. (Tjg/Dik)