PROBOLINGGO, REPORTASE – Rencana pembangunan proyek tol Pasuruan Probolinggo (Paspro), sampai saat ini masih terkendala pembebasan lahan. Pembebasan lahan masih terkendala adanya lahan makam dan masjid, tepatnya di Kecamatan Sumberasih dan Wringin Anom, Kabupaten Probolinggo.
Agus Minarno, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tol Pasuruan – Probolinggo Kementrian PU – PERA, menyebut ada sekitar 30 persen wilayah yang belum bisa dibebaskan lahannya, yakni di dua Kecamatan itu. Namun, pihaknya akan membicarakan kendala itu dengan warga.
Meski pihak tidak bisa menggeser masjid ataupun makam kata Agus Minarno, dirinya tetap optimis, bahwa proyek pembangunannya bulan depan akan terselesaikan.
“Jika masjid dan makam memang menjadi penghambat, maka kami akan cari jalan lain supaya pembangunan tol Paspro tetap berjalan, semisal kontruksi jalan tol ini akan digeser sedikit dari rencana awal agar tidak terkena makam atau masjid,â€tegasnya Jumat (2/11).
Kontruksi sendiri kata Agus Minarno, tahun 2017 mendatang akan memulai, tepatnya di wilayah Grati Pasuruan. Ia beralasan bahwa, untuk pembebasan lahan dan pembayaran ganti rugi tol Paspro sudah dilakukan secara keseluruhan.
“Kami sudah berhasil negosiasi dengan warga di Tongas. Yang sebelumnya warga sempat menolak pembangunan jalan tol ini, karena menabrak makam umum setempat. Namun, akhirnya warga mematuhi peraturan yang ada,â€tuturnya.
Sementara dalam pembangunan tol ini lanjut dia, nantinya akan ada tiga simpang susun yakni Tongas, simpang susun Probolinggo Barat, Simpang Susun Leces. Tol tersebut diperkirakan membutuhkan lahan sekitar 271 hektar dan atau sekitar 3000 bidang.
Diketahui, proyek pembangunan tol Paspro yang rencana awal akan dibangun dengan panjang 31,30 Kilometer (Km). Pembangunanya ada tiga sesi, yakni sesi satu, dua dan tiga. Untuk sesi satu, nantinya akan melewati Grati – Nguling sepanjang 8 km. Sesi dua, perbatasan Nguling, Pasuruan – Sumberasih, Probolinggo sepanjang 6 Km, dan Sumberasih – Leces sepanjang 17,30 km.(dic)