Situbondo, reportasenews.com – Semarak HUT kemerdekaan RI ke-72 Tahun 2017 tidak hanya milik masyarakat normal saja. Para penyandang cacat (difabel) juga berhak untuk merayakannya, seperti yang dilakukan puluhan anggota Persatuan Penyandang Difabel Indonesia (PPDI) Situbondo, mereka juga memperingati HUT kemerdekaan RI ke-72, Rabu (23/8).
Selain melakukan aksi long march dari Kantor DPC PPD Situbondo menuju ke Alun-alun Kota Situbondo, puluhan penyandang tuna rungu, tuna wicara, dan tuna daksa di Situbondo, juga menggelar aksi teatrikal dengan tema tentang kemerdekaan dan mendengarkan dongeng dari ketua DPC PPDI Situbondo, di Tugu Air Mancur di Alun-alun Kota Situbondo.
Menariknya, yang memerankan teatrikal dengan tema perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah itu, para penyandang tuna rungu dan tuna wicara. Para difabel, melakukan teatrikal dengan bahasa isarat. Meski demikian, aksi teatrikal dari anggota difabel itu mendapat aplaus dari masyarakat Situbondo yang menonton.
Mengenakan pakaian adat dan seragam ala pejuang, sebagian dari anggota difabel juga mengikatkan kain berwarna merah-putih, baik di kepala maupun lehernya. Mengambil garis start di kantor DPC PPDI Situbondo menuju ke Alun-alun Kota Situbondo, sesekali para difabel mengisi aksinya dengan menggelar aksi teatrikal.
Meski sambil memegang tongkat dan duduk di atas kursi roda, para difabel juga dengan lantang memekikkan kata ‘merdeka’. Tak heran, aksi damai para difabel itu menyita perhatian banyak warga dan pengguna jalan. Di antara pengguna jalan bahkan rela menepikan kendaraannya, agar para difabel bisa leluasa mengekspresikan aksinya.
“Beginilah cara kami ikut merayakan kemerdekaan RI. Bahwa, kemerdekaan itu bukan hanya milik mereka yang bertubuh normal saja. Tetapi milik semua warga Indonesia, termasuk kami para penyandang difabel,” kata Ketua PPDI Situbondo, Luluk Ariyantini.
Luluk menambahkan, hingga 72 tahun Indonesia merdeka, masih banyak para difabel yang belum bisa menikmati indahnya kemerdekaan. Di antaranya karena masih banyak yang tertahan di rumah-rumah, karena tidak memiliki kursi roda untuk pergi kemana-mana.
“Lewat perayaan kemerdekaan ini, kami ingin mengetuk hati pemerintah. Sehingga ke depan bisa lebih memberikan perhatiannya kepada para difabel, dengan harapan, para difabel mendapat pelayanan pendidikan, sosial dan pelayanan kesehatan yang baik, seperti layaknya layanan yang didapat oleh warga yang normal,” tegas Luluk.(fat)