Probolinggo, reportasenews.com – Sebanyak 12.297 santri dari pondok pesantren (ponpes) se-Jawa Timur, menggelar makan nasi tabheg (nasi bungkus) tradisional sebanyak 1025 porsi dengan nasi dan lauk seadanya, digelar para santri di lapangan ponpes Nurul Jadid, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Minggu (22/10).
Acara makan nasi tabheg (bungkus) ini berhasil mencatat Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang digelar setiap 22 Oktober. Sebelum melakukan makan nasi bungkus ini, dilakukan upacara ala santri laki dan perempuan, yang selanjutnya dilakukan penyerahan piagam Rekor MURI oleh senior Manager, Sri Widiyati dari MURI ke IPNU Jatim dan pihak Ponpes Nurul Jadid.
Acara kolosal ini dipimpin langsung Penagasuh Ponpes Nurul Jadid KH. Zuhri Zaini, beserta seluruh kepala pondok, yang juga dihadiri KH. Zainul Mu’in dari Situbondo, Junaidi Mut’hi dari Bondowoso.
Turut hadir pula pengurus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yaitu Ketua DPW PKB Jatim, Abdul Halim, serta Ketua DPC PKB Kabupaten Probolinggo, Malik Harammain, Haikal Atiq Zamzani, Ketua PW IPNU Jawa Timur.
Kegembiraan terpancar oleh puluhan ribu santri dan yang hadir, saat tengah melakukan makan nasi bungkus bersama. Mereka sangat bangga luar biasa, karena makan bersama seluruh santri di Jatim, meski tidak saling kenal dan meski panas terik matahari, puluhan ribu santri sangat antusias dengan acara yang telah mencatat Rekor MURI ini.
Menurut Zaskia Sholeha, salah satu santri yang mengikuti makan nasi tabheg bersama, nasi tabheg (bungkus) merupakan ciri khas pondok pesantren dimana hanya ada saat ada kiriman dari orang tua santri. Kini nasi tabheg sudah di gantikan dengan nasi kotak.
“Dengan acara ini, kita diajak kembali ke budaya pesantren yaitu dengan makan nasi tabheg. Gak terasa meski terik matahari, karena kita bisa kumpul dan makan bersama para santri se-Jatim, meski tidak saling kenal, inilah yang membuat kita bangga luar biasa. Saya berharap acara semacam ini akan digelar setiap tahunnya, apa lagi Ponpes Nurul Jadid ini telah mencatat Rekor MURI,” tutur Zaskia, usai makan nasi tabheg bersama.
Seperti yang di ungkapkan oleh KH. Abdul Hamid Wahid, Kepala Ponpes Nurul Jadid, pihaknya ingin meneguhkan dan mengokohkan kemandirian santri. Dari hal tersebut ia berharap santri bisa mengkontribusikan dirinya untuk kemajuan bangsa.
“Dalam kontek sejarah, kita sudah faham bahwa santri telah memberikan sumbengan dan kontribusi terhadap bangsa dan negara,” tandas KH. Abdul Hamid.(dic)