Probolinggo, reportasenews.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Mohammad Saleh, Kota Probolinggo Jawa Timur, mengalami kelangkaan stok obat-obatan berbagai merk dan jenis, sejak Oktober 2017 hingga saat ini awal tahun 2018.
Minimnya stok obat itu dipicu karena pihak rumah sakit belum membayar hutang kepada distributor obat, yang mencapai Rp 22,9 Milyar. Akibatnya, hal ini sangat dikeluhkan oleh para dokter yang bertugas dan seluruh pasien yang sedang menjalani perawatan.
Puluhan pasien yang mengantri di apotek rumah sakit tersebut, harus berlama-lama menunggu untuk menebus obat yang dianjurkan dokter. Namun, mereka para keluarga pasien harus berbalik arah, dan membeli obat di luar, karena stok obat yang sangat menipis di rumah sakit dr.Mohammad Saleh.
Hal ini juga sangat mempengaruhi pasien yang menggunakan BPJS. Mereka harus mengeluarkan uang lagi, untuk menebus obat di luar, karena obat yang dianjurkan dokter tak tersedia di RSUD tersebut.
“Kalau begini terus bagaimana nasib pasien yang dirawat inap. Kami berharap, ada respon cepat dari pihak terkait agar kelangkaan obat ini bisa teratasi. Agar pelayanan di rumah sakit kembali normal. Harusnya ketersediaan obat tidak seperti ini, karena obat itu sangat utama,” tutur Yuniati Ningsih salah satu keluarga pasien, Kamis (4/1).
Peristiwa kelangkaan obat-obatan ini, juga dibenarkan oleh pihak Manajemen RSUD dr.Mohammad Saleh, ia menyebut memang pihak rumah sakit mempunyai utang yang belum terbayarkan sebanyak Rp 22,9 Milyar. Hutang sebanyak Rp 21,9 Milyar, berada di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sementara sisanya merupakan tagihan ke pihak swasta maupun pasien umum yang belum dibayar ke pihak ruamh sakit.
Dikatakan Retno Febby Hariyati, Pelaksana Tugas Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD dr.Mohammad Saleh, piutang yang belum terbayarkan itu, pihaknya memiliki tanggungan sebesar Rp 9 Milyar, ke pabrik besar farmasi.
“Utang piutang yang menjadi tanggungan pihak rumah sakit ini, terhitung sejak Oktober-Desember 2017 bahkan hingga 2018 ini. Dan itu, tidak hanya terjadi di Kota Probolinggo saja, melainkan di daerah lain juga terjadi hal yang sama,”terang Retno, kepada sejumlah wartawan, saat dikonfirmasi.
Namun, pihak rumah sakit saat ini telah melakukakn koordinasi dengan pihak BPJS, dan berkomunikasi dengan pabrik besar obat farmasi, untuk melakukan pembayaran utang yang menjadi tanggungan dari pihak rumah sakit tersebut. Sejauh ini, pihak rumah sakit masih menampung pasien meski stok obat-obatannya minim.(dic)