Bali, reportasenews.com – Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan gunung Agung mengalami trend Penggelembungan. Hal ini terjadi seiring meningkatnya aktifitas vulkanik gunung Agung.
Penggelembungan diukur menggunakan lintasan IDM dan Telting. Juga menggunakan pantauan satelit. Efek penggelembungan adalah karena terdorongnya gunung kearah atas akibat aktifitas magma di perut gunung.
Pantauan sampai Senin (25/9) pukul 12.00 Wita terjadi 593 kali gempa dengan rincian 368 kali gempa vulkanik dalam, 189 kali kali vulkanik dangkal dan 36 kali tektonik lokal.
“Ada tren penggelembungan atau mengembang. Istilahnya inflasi,” kata Kasbani, Senin (25/9/2017). Namun, Kasbani belum bisa membeberkan besaran penggelembungan gunung Agung karena sedang dihitung dan dilakukan pembandingan dengan pengamatan pada waktu sebelumnya.
“Jaraknya bisa meningkat, sudutnya juga karena ada sesuatu yang mendorong,” kata Kasbani. Sementara itu berdasarkan pantauan di pos pemantau gunung Agung gempa terus mengguncang wilayah gunung agung dan sekitarnya.
Sementara itu, jumlah gelombang pengungsi semakin meningkat tinggi dipindahkan dari desa mereka menuju pusat-pusat pengungsi.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) jumlah pengungsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem mencapai 15.142 jiwa. Pengungsi tersebar di 7 kabupaten di sekitar Gunung Agung yaitu di Kabupaten Badung 5 titik (35 jiwa), Kabupaten Bangli 17 titik (465 jiwa), Kabupaten Buleleng 10 titik (2.423 jiwa), Kabupaten Denpasar 6 titik (343 jiwa), Kabupaten Giayar 9 titik (182 jiwa), Kabupaten Karangasem 54 titik (7.852 jiwa), Kabupaten Klungkung 21 titik (3.590 jiwa) dan Kabupaten Tabanan 3 titik (252 jiwa). Jumlah pengungsi dipastikan akan terus bertambah menyusul perluasan daerah zona berbahaya.(Hsg)