Madiun, reportasenews.com – Ratusan jiwa warga Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Madiun, Jawa Timur, mengaku merasa terselamatkan atas tersedianya air bersih produk Pamsimas (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) setempat.
Pamsimas sendiri merupakan program andalan pemerintah, menyangkut akses masyarakat pedesaan terhadap kepastian tersedianya fasilitas air bersih dan sanitasi, dengan pendekatan basis masyarakat.
Sejak otoritas desa setempat membuka pendaftaran bagi calon pemasang baru air minum Pamsimas pada akhir Agustus lalu, warga Desa langsung merespon dengan suka cita. Hingga kini tercatat sebanyak 52 pendaftar (termasuk 2 orang pendaftar sebelumnya), yang berharap tersalurnya air bersih di rumahnya.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Madiun mengucurkan dana APBD sebesar Rp. 194 juta, untuk perluasan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) jaringan perpipaan sebagai sarana saluran air minum menuju rumah-rumah penduduk.
Sedangkan pengerjaan proyek tersebut ditangani CV. Kembar Mayang, Madiun, yang langsung bergerak sejak Sabtu (21/9/2024) lalu. Hingga detik ini telah dilakukan sambungan pipa menuju perumahan warga, sedikitnya 12 titik jaringan air minum ke rumah pelanggan.
“Kenyataan seperti yang memang saya tunggu. Jadi ya senang sekali rasanya rumah saya sudah tersambung air bersih. Dulu katanya mangkrak. Ternyata tidak,” aku Denanda, salah satu pemasang air bersih Pamsimas, kepada jurnalis, Selasa (24/9/2024).
Dia menyebutkan, program Pamsimas ini sangat membantu masyarakat. Sebab, semua warga tidak dipungut biaya saat dilakukan pasang baru. Selain itu, iuran per bulan juga dirasa warga sangat murah, yakni Rp. 3.000/kubiknya.
Selain Denanda, terdapat sejumlah warga lain yang mengucap ‘selamat tinggal’ terkait lika liku sulitnya mendapatkan air bersih di area pemukimannya. Warga lain yang juga telah menikmati instalasi sambungan pipa air bersih diantaranya Darmaji, Suparlan, Endang dan Suminarsih.
Disebutkan Denanda, air bersih di wilayahnya menjadi persoalan pelik. Sebelum Pamsimas ‘beraksi’, menurutnya, para warga umumnya mengandalkan sumur pompa biasa.
Dengan sumur pompa biasa, sambung Denanda, bertahun-tahun keluarganya dilanda kesulitan memperoleh air bersih. Debit sumur pompa tidak sanggup memenuhi kebutuhan air bersih bagi keluarganya, menyangkut mandi, cuci, minum dan kebutuhan lainnya.
Hal itu dikarenakan, jelas Denanda, pada waktu tertentu seperti pagi dan sore hari, debit air sumur pompa berkurang bahkan kering. Kondisi itu dimungkinkan, lantaran terjadi penumpukan pengguna air sumur pompa konvensional tersebut.
“Dengan air sumur pompa biasa, kendalanya setiap pagi dan sore hari selalu tidak kebagian air. Mungkin saat-saat itu sedang banyak orang yang memanfaatkannya. Sehingga debitnya berkurang banyak,” duga Denanda.
Sementara Ajar Putra Dewantoro, M.Pd., Humas Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), yang ditunjuk sebagai pengelola Pamsimas, kepada jurnalis di kantor desa setempat mengatakan, kapasitas tandon air Pamsimas sanggup memenuhi kebutuhan air bersih sebanyak 750 sambungan rumah atau kepala keluarga (KK).
Menurut Ajar, ke depan dimungkinkan jumlah pelanggan akan terus bertambah. Karena hal itu menyangkut kebutuhan pokok hidup masyarakat.
“Estimasi maksimal satu tower bisa memenuhi 500 sampai 750 pelanggan. Soal pelanggan, ke depan mungkin bisa tambah pelanggannya. Itu sangat tergantung sosialisasi, juga ketersediaan SPAM jaringan perpipaannya,” ujar Ajar.
Kepala Desa Sambirejo, Heru Purnomo, S.E., didampingi sekretaris desa setempat, Budi Wibowo, dikonfirmasi terpisah membenarkan adanya proyek pengerjaan sambungan pipa air minum Pamsimas menuju perumahan pelanggan.
Dikatakannya, proyek Pamsimas itu dikerjakan dengan model bertahap, yakni berjalan sambil menunggu anggaran yang tersedia. Hal itu, menurutnya, disebabkan lantaran tidak memiliki anggaran yang cukup, untuk membangun proyek dalam waktu sekaligus tuntas.
Disebutkannya, energi listrik sebagai sarana pendukung penggerak mesin submersible, sudah terpasang 2 travo pada April lalu. Itu setelah terbangunnya tower tandon air, sebagai penyuplai kebutuhan air bersih.
Kemudian, lanjutnya, jaringan pipa primer atau pipa utama juga sudah tertanam bersamaan dengan selesainya pembangunan tower. Dan yang terakhir, adalah pembangunan jaringan pipa ke rumah-rumah para pelanggan.
“Kebutuhan energi listrik sudah terpenuhi pada bulan April lalu. Memang bertahap. Tidak bisa langsung. Ibarat membangun rumah, tembok keliling sudah berdiri, dana habis, maka ubinnya dibangun setelah punya duit, kan gitu. Nah, sekarang saluran sudah sampai me masyarakat. Mudah-mudah bermanfaat,” kata Heru Purnomo menyudahi wawancara. (fin)