Probolinggo, reportasenews.com – Ratusan warga protes pembangunan tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro). Waarga yang berasal dari tiga Desa dari dua Kecamatan di Kabupaten Probolinggo, langsung mendatangi lokasi proyek tol Paspro di Desa Kedungsupit, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten setempat, Rabu (25/10).
Warga dari tiga Desa itu meliputi Desa Kedungsupit Kecamatan Wonomerto, Desa Pakistaji dan Desa Kedung Galeng, Kecamatan Wonoasih, meminta agar pembangunan tol Paspro dihentikan, karena menurut warga, proses pembangunan itu sangat mengganggu dan merugikan masyarakat yang berdekatan dengan lokasi penbangunan.
Salah satu keluhan warga adalah, pembangunan itu menyebabkan penyakit, misalnya debu yang setiap harinya melanda ke pemukiman warga, serta kerusakan pada rumah mereka karena getaran pembanguanan saat menghunakan alat berat dan lainnya.
Sementara proses pembangunam tol tersebut sudah berada pada sesi ketiga. Warga bersikeras pembangunan harus dihentikan, bahkan mereka memblokade akses jalan di jalan utama pembangunan tol Paspro, sehingga kendaaraan maupun alat berat pekerja tol tak bisa masuk dan melanjutkan aktivitasnya.
Berdasarkan keterangan dari salah satu warga, keberadaan proyek ini,mengganggu kesehatan sejumlah warga seperti gatal-gatal, iritasi mata, infeksi saluran pernafasan atau (ispa), dan susah tidur. Bahkan, lahan pertanian warga disekitar lokasi pembangunan banyak yang rusak akibat polusi pembangunan itu.
“Akibat getaran pembanguanan tol ini, rumah saya dan rumah warga lainnya di deket lokasi retak. Begitu juga tanaman di sawah banyak yang mati akibat debu menyelimuti tanaman, seperti tomat, cabai dan lainnya, “ujar Sulaiha, salah satu warga saat mengikuti aksi memblokade jalan.
Sementara dijelaskan Panji, Humas pembangunan tol Paspro, untuk sementara ini pihaknya masih mengurusi hal lain. Panji, menyebut bahwa soal urusan warga mendatangi lokasi pembangunan tol, sudah ada bagian lainnya. Namun, soal itu, masih akan dikoirdinasikan dengan semua pengurus pemabngunan, seperti aoa nantinya untuk megatasi permibtaan warga itu.
“Kami belum bisa memastikan, apakah nanti dari pihak pengurus penbanguanan tol akan mengganti rugi atau kompensasi, itu nanti kita bicarakan selanjutnya, “terang Panji, kepada wartawan.
Hingga saat ini, warga masih bersikeras agar pembangunan tol dihentikan dulu. Warga meminta kepada petinggi oembangunan tol, bisa mencegah dampak pembanguanan yang dianggap merugikan warga itu. (dic)