Jakarta, reportasenews.com – Buah lembut kaya akan serat yang satu ini selalu menjadi primadona di bulan Ramadan, namanya buah atap, atau sering disebut kolang kaling.
Karena menjanjikan keuntungan menggiurkan, banyak orang mendadak beralih profesi menjadi petani kolang kaling di bulan Ramadan ini, seperti Panjul salah satunya.
Masa panen kolang kaling paling tepat adalah beberapa hari menjelang Ramadan, tak ayal banyak petani terpaksa menimbun buah kaya air ini.
Berawal dari penimbunan inilah kami, tim reportase investigasi curiga, mungkinkah Panjul dan petani kolang kaling lainnya menggunakan bahan bahan sintetis berbahaya untuk mengawetkan kolang kaling mereka, hingga berbulan bulan lamanya.
Benar saja, Panjul pun akhirnya mengakui ia membubuhi bahan sintetis untuk mengawetkan kolang kaling dagangannya.
Tak hanya bahan pengawet, Panjul juga menggunakan bahan racikan berbahaya lainnya untuk mengurangi lendir kolang kaling.
“untuk membersihkan kolang kaling biasanya menggunakan pemutih dan untuk pengawetnya menggunakan boraks” ujar Panjul.
Mirisnya lagi menurut pengakuan Panjul, hampir semua petani mengolah kolang kaling dengan tambahan bahan sintetis, padahal mereka tau bahwa bahan tersebut tak layak untuk campuran makanan bahkan dilarang.
Selain menyelidiki kecurangan para petani, tim reportase investigasi juga mendekati para pedagang nakal. Soka salah satunya yang mengolah kolang kaling sebagai takjil khas bulan puasa.
Ironis memang dibulan suci yang seharusnya penuh berkah, Soka justru mengotori tangan dan amalannya. Dengan pemanis buatan, pewarna sintesis dan tawas, Soka mengubah si putih nan kenyal ini menjadi manisan cantik berbalut bahan kimia berbahaya.
“kalau pakai sirup dan gula jadinya mahal bisa gak dapat untung” terang Soka.
Untuk menuntaskan rasa penasaran, kami pun mencoba menelusuri penjualan buah yang mampu mengobati radang sendi ini, mulai dari tempat-tempat yang menyediakan takjil hingga ke pasar swalayan.
Setelah sejumlah sampel kolang kaling dikumpulkan dari berbagai sumber, kamipun membawanya untuk di uji di laboratorium.
Hasilnya dari 12 sampel yang kami peroleh secara acak, 4 diantaranya positif mengandung campuran h-c-l atau hidro khlorin.
“Meski tawas dan klorin masih boleh digunakan dalam proses penjernihan air tapi manakala residu sudah terkumpul dampaknya kronis”, jelas Neneng Suliasih MP, Peneliti Teknik Pangan Fakultas Teknologi UNPAS.
Tak hanya itu dari semua sampel yang diuji mengandung bakteri, dua sample diantaranya bahkan jumlah bakterinya jauh melebihi ambang batas aman.
Biasanya pedagang di pasar jarang mengganti air rendaman kolang kaling sehingga terjadi pembusukan dan berkuman”, tambah Neneng.
Tip Membuat Manisan Kolang Kaling dengan Bahan Alami
Untuk menghindari adanya bahan sintetis yang ditambahkan di panganan yang kita konsumsi, ada baiknya bila membuat sajian sendiri seperti manisan kolang kaling.
Caranyanya pun mudah siapkan kolang-kaling sebanyak dua kilogram, air rendaman beras atau air tajin, daun pandan, daun bamboo, gula pasir dan sirup sesuai selera untuk menambahkan warna.
Proses pertama rendam kolang kaling dengan air beras selama 1 hari 1 malam, setelah direndam semalaman tiriskan air beras, kemudian aduk dengan daun bambu untuk mengangkat lendir kolang kaling.
Untuk membuat menjadi manisan, masak air gula terlebih dahulu kemudian masukan pandan untuk menambah aroma di dalam manisan selanjutnya masukan kolang kaling dan aduk hingga mendidih.
Gunakan sirup untuk menghasilkan warna sesuai selera, aduk hingga rata dan simpan kembali di lemari pendingin agar warnanya menyerap sempurna.
Kolang kaling dengan pewarna alami, masih terlihat kebeningan dibalik balutan warna yang lembut. Sedangkan kolang kaling bepewarna sintetis jelas terlihat lebih pekat warnanya menyelimuti buah kenyal ini.
Bila diraba, kesatnya pun berbeda yang alami lebih halus, sedangkan dengan tambahan bahan sintetis terasa agak kesat. Begitupula teksturnya, bahan yang dibubuhi tawas akan lebih kenyal dan keras.
Bagaimana? mudah bukan membuat manisan kolang kaling sendiri dirumah anda. Kini anda tak perlu khawatir lagi dalam mengkonsumsi kolang kaling selama ramadhan karena dengan bahan alami yang cukup sederhana mampu membuat menu berbuka anda tentunya lebih sehat juga menggiurkan. Selamat mencoba. (Rep)