Hong Kong, Reportasenews.com – Puluhan ribu orang kembali berunjuk rasa di Hong Kong, dalam upaya mereka untuk menumbuhkan gerakan protes terhadap apa yang mereka lihat sebagai pengaruh Cina daratan yang tumbuh di wilayah Hong Kong.
Aksi unjukrasa pada hari Minggu terkonsentrasi di Sha Tin, daerah pinggiran dekat perbatasan.
Sempat terjadi bentrokan antara polisi dan beberapa pengunjuk rasa. Polisi anti huru hara menggunakan semprotan merica dan pentungan untuk membubarkan kerumunan masa.
Hong Kong telah dilanda gelombang protes sejak awal Juni setelah kemarahan yang meluas atas rancangan undang-undang yang kontroversial yang akan memungkinkan ekstradisi ke Cina daratan. Meski pemerintah Hong Kong menangguhkan RUU itu, pengunjukrasa menuntut pencabutan secara resmi.
Protes yang dipimpin oleh kaum muda telah memicu krisis politik terbesar bekas koloni Inggris sejak Cina mendapatkan kembali kendali atas Hong Kong pada tahun 1997, dan menimbulkan tantangan langsung kepada pihak berwenang di Beijing.
Banyak pengunjuk rasa melihat aksi unjuk rasa sebagai bagian dari perjuangan eksistensial melawan Beijing yang semakin tegas.
“Ini adalah saat yang berbahaya. Warga Hong Kong dapat memilih untuk mati atau mereka dapat hidup. Kita berada di ujung tanduk tetapi untungnya, kita belum mati,” kata JoJo So, seorang wanita berusia lima puluhan yang ikut turun ke jalan.
Beberapa pengunjuk rasa mengibarkan bendera Inggris dan Amerika Serikat, dengan spanduk menyerukan kemerdekaan Hong Kong. Beberapa demonstran memukul genderang dan yang lain membawa spanduk bertuliskan, “Bebaskan Hong Kong.”
Hong Kong kembali ke pemerintahan Cina 22 tahun yang lalu dengan formula “satu negara, dua sistem” yang memungkinkan kebebasan rakyatnya yang tidak dinikmati di daratan Tiongkok, termasuk kebebasan untuk memprotes dan peradilan yang independen.
Beijing membantah mencampuri urusan Hong Kong, tetapi banyak warga khawatir tentang apa yang mereka lihat sebagai erosi kebebasan. (*)