Pontianak, reportasenews.com – Hari ini, Kamis (15/8/2019) di warga Tionghoa di Kalimantan Barat mengelar Festival Cit Gwee Puah, atau sembahyang rebutan.
Sembahyang ini secara simbolis memberikan makan sesaji saat arwah datang pada bulan ke 7 penanggalan lihat, di bulan Hantu. Tujuannya memberi makanan pada hantu-hantu lapar yang merupakan kearifan lokal dan menjadi perayaan penting dari seluruh perayaan di bulan hantu.
Setiap perayaan rebutan ini dilakukan dua kali sesuai keyakinan. Pada siang hari, sesaji hanya boleh direbut tepat pukul 12.00 siang dan kemudian sembahyang rebutan sesaji kembali digelar pada pukul 16.00 sore.
Siapapun boleh merebut sesaji yang berisi segala makanan hasil pertanian seperti tebu, sayur mayur, buah-buahan, mie instan, telur, daging babi, dan lainnya.
Usai sembahyang rebutan, puncak perayaan ini adalah pembakaran replika kapal atau disebut wangkang.
Pusat perayaan penutup Festival memberi makan hantu yang lapar ini dipusatkan di lokasi pemakaman Yayasan Bakti Suci.
Rangka wangkang terbuat kayu dan dindingnya menggunakan kertas. Sebelum dibakar, kapal wangkang juga diberi beragam sesaji makanan yang diyakini makanan sesaji yang dibakar bersama wangkang ini dapat mengantar arwah-arwah kembali ke nirwana. Sembahyang kubur Cit Gwee Puah dirayakan setiap tanggal 15 bulan tujuh penanggalan Imlek atau tepatnya bulan Agustus.
“Ini semacam ritual saja, agar masyarakat jangan sampai terganggu, seperti tolak bala, dan digelar dari pagi siang hingga sore hari sebagai penutupnya,” pungkas Asiang, salahsatu pengurus kelenteng. (das)