Trondheim (Norwegia), reportasenews.com- Kerinduan terhadap tanah air tidak pernah bisa dilepaskan setiap warga Indonesia, walau sudah merantau puluhan tahun di negeri seberang.
Masyarakat Indonesia yang berada di Trondheim dengan dukungan penuh KBRI Oslo menggelar Malam Budaya Indonesia untuk kedua kalinya di Trondheim, Norwegia, akhir pekan lalu.
“Ini acara Rindu Indonesia yang kedua kalinya kami laksanakan. Kami yang telah menetap disini Ingin memupukkan rasa cinta kepada budaya Indonesia bagi orang Indonesia dan para pelajar yang sedang merantau. Juga mengajarkan kepada anak-anak campuran Indo-Norway dan anak anak Indonesia cara menyediakan wadah malam budaya sehingga mereka bisa latihan dan tampil,” kata Bagawanti Suyoto, wanita hitam manis asal Purwokerto yang menggagas Malam Indonesia ini.

Pengisi acara Malam Minangkabau, Aurora, Hege Wollan (model), Dubes RI Yuwono A. Putranto dan istri, Darek dan Bagawanti Suyoto.
Malam itu, tema acara yang ditampilkan adalah Explore Sumatera, dengan budaya Minangkabau sebagai ujung tombak pertunjukkan. Ada tari dan musik yang bernuansa khas Minang, diantaranya Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari Zapin, Tari Saman, penampilan lagu-lagu daerah, pemutaran video wisata dan penampilan angklung oleh anggota PPIT yang dikemas ke dalam suatu bentuk cerita penjelajahan anak Indonesia bernama Udin di Pulau Sumatera.
Pertunjukan ini mendapat perhatian dan atensi yang positif dari masyarakat Trondheim Kommune. Penonton yang hadir diperkirakan sebanyak 300 orang, tidak henti-hentinya memberikan aplaus pada setiap pementasan yang ditampilkan.

Tari Saman, mendapat perhatian dan atensi yang positif dari masyarakat Trondheim Kommune
Para pengunjung yang hadir dapat membeli berbagai masakan dan penganan khas Indonesia yang dijual oleh sejumlah masyarakat Indonesia di Trondheim, seperti diantaranya nasi kuning, nasi padang, nasi uduk, mie goreng, lontong sate, siomay, pempek, kue dadar gulung, risoles, onde-onde . Juga tak ketinggalan makanan khusus rendang daging yang dijajakan di gerai-gerai di Kulturbygget (Gedung Budaya) Byåsen Skole, Trondheim, Norwegia.
Kota Trondheim terletak sekitar 500 km di utara kota Oslo, selama ini dikenal sebagai “ibu kota” ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) Norwegia.
“Karena kami berencana akan membuat acara ini setiap tahun, maka kami putuskan menampilkan budaya Indonesia sedikit demi sedikit. Kali ini explore Sumatra, next year mungkin explore Jawa, explore Kalimantan,” jelas Bagawanti, wong deso Cilongok, Purwokerto, Jawa Tengah, yang sudah menetap di Trodheim lebih dari 20 tahun.
Duta Besar RI untuk Norwegia, Yuwono A. Putranto bangga dengan kediatan mandiri yang bisa dilakukan warga negara Indonesia diperantauan ini.
“Saya berharap dengan adanya Malam Budaya ini, keberadaan Indonesia berikut seni dan budayanya akan semakin kuat dan dikenal di kota-kota Norwegia bagian utara, dan tidak hanya di Ibukota Norwegia, Oslo. Melalui diplomasi budaya, terutama ketika melibatkan kolaborasi antara Indonesia dan Norwegia, diharapkan akan semakin terjalin komunikasi beyond borders untuk dapat lebih menguatkan rasa saling pengertian, saling kenal dan kerja sama antara masyarakat Indonesia dan Norwegia,” tutur Dubes Yuwono.
Malam Budaya Indonesia tersebut juga dimeriahkan dengan fashion show pakaian tradisional Indonesia yang ditampilkan oleh anak-anak dan masyarakat Indonesia di Trondheim. Puncak fashion show ini menampilkan karya perancang busana Alphiana Chandrajani yang bertemakan ‘”Sarong is the New Denim” dan dibawakan oleh model-model profesional Norwegia, diantaranya Hege Wollan Suyoto, model keturunan Purwokerto-Trondheim yang berkarir di Indonesia dan Norwegia.

‘”Sarong is the New Denim” dan dibawakan oleh model-model profesional Norwegia, diantaranya Hege Wollan Suyoto, model keturunan Purwokerto-Trondheim yang berkarir di Indonesia dan Norwegia.
Dubes Yuwono juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung pelaksanaan acara, termasuk kepada perwakilan dari Pemerintah Kota Trondheim yang turut hadir, Stine Kvam, serta bintang tamu Audun Kvitland yang memeriahkan dan menjadi penutup acara malam budaya tersebut dengan menyanyikan lagu “Nasi Padang” dalam dua bahasa, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. (tata)