SITUBONDO, REPORTASE – Upaya untuk melestarikan budaya lokal terus dilakukan oleh Pemkab Situbondo.
Kali ini,  Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pemkab Situbondo, menggelar tradisi “Keket”  atau  istilah dalam bahasa Indonesia disebut (Gulat).
Pantauan ReportaseNews.com dilapangan, selain disaksikan langsung oleh Bupati Dadang Wigiarto, kegiatan yang dilaksanakan ditempat terbuka itu, juga disaksikan langsung anggota Forpimda Situbondo dan Muspika Kecamatan Asembagus.
Tidak hanya itu, tradisi seni yang sudah hampir punah itu juga mendapat perhatian warga setmpat. Hal itu, dibuktikan dengan ratusan warga yang memadati lapangan Dodiklatpur TNI-AD Asembagus.
Salah seorang panitia kesenia keket  Suharjono mengatakan, pertarungan Keket ini di bagi menjadi 3 kategori, diantaranya kategori anak-anak, remaja dan dewasa.
“Selain mempunyai ojung, yakni peserta saling memukul dengan rotan, namun Situbondo juga punya kesenian yang hampir punah yakni seni keket,” kata Suharjono, Minggu (20/11).
Menurutnya, dalam seni keket atau gulat, para peserta tidak diperbolehkan untuk memukul, melainkan para peserta hanya diperbolehkan untuk berusaha saling merobohkan lawannya, seperti dalam pertandingan Sumo di Jepang.
“Dalam seni keket ini merupakan ritual untuk menyambut musim kemarau, sedangkan yang dinyatakan menang adalah peserta yang berhasil merobohkan lawannya,” bebernya.
Sedangkan, arti keket dalam pemahaman keseharian warga Situbondo, imbuh Suharjono, merupakan suatu bentuk perkelahian dengan menggunakan kekuatan tubuh untuk menjatuhkan lawan, yaitu dengan melingkarkan lengan ke bagian tubuh lawan, dan berusaha menekan sampai lawan jatuh.
“Tradisi kesenian Keket ini dilakukan sebagai wujud syukur karena hasil panen masyarakat setempat berlimpah,” pungkasnya.(fat)