
Rumah panggung yang kaya ornamen ukiran pahat kuno itu. Dahulunya delapan kecamatan ini dikenal dengan nama Besemah Padang Libagh dan secara kultur adat istiadat sama dengan masyarakat Pagaralam yang disebut Besemah, yang dahulunya bagian dari Lahat.
Lahat, reportasenews.com-Selain memiliki sejumlah megalitik (batu besar/monumen kuno) berusianya ribuan tahun, Kabupaten Lahat juga memiliki sejumlah rumah tradisional yang berusia ratusan tahun. Rumah yang disebut sebagai ghumah baghi atau rumah baghi (rumah tua) berada dibeberapa kecamatan.
Penggiat budaya kuno Lahat, Mario Andramanik mencatat jumlah rumah kuno peninggalan budaya Lahat makin sedikit.
“Rumah panggung yang kaya ornamen ukiran pahat kuno itu, beberapa diantaranya masih berdiri dan berada di delapan dari 22 kecamatan di Lahat, yakni di Kecamatan Kota Agung, Mulak Ulu, Tanjung Tebat, Tanjung Sakti Pumu, Tanjung Sakti Pumi, Jarai, Muara Payang dan Pajar Bulan,” tuturnya kepada reportasenews.com.
Dahulunya delapan kecamatan ini dikenal dengan nama Besemah Padang Libagh dan secara kultur adat istiadat sama dengan masyarakat Pagaralam yang disebut Besemah, yang dahulunya bagian dari Lahat.
Keberadaan rumah baghi di delapan kecamatan ini tersebar di desa-desa seperti di Kecamatan Kota Agung, terlihat ada di Desa Bangke, Mulak Ulu dan salah satunya terdapat di Desa Gramat.
“Sayangnya, hingga kini tidak ada data resmi berapa jumlah rumah baghi di delapan kecamatan tersebut yang masih tegak berdiri. Namun dari penuturan warga setempat, diperkirakan jumlahnya berkisar ratusan unit,” jelas Mario.
Beberapa rumah, kondisinya memprihatinkan tergambar pada sejumlah bangunan. Sebagian rumah yang rata rata usianya di atas ratusan tahun ini, banyak yang sudah lapuk. Bahkan beberapa diantaranya tak terurus dan terpinggirkan diantara rumah-rumah warga dengan desain yang lebih modern.
Tak seperti rumah modern saat ini, rumah baghi kian terpingirkan. Maklum saja, desainnya yang klasik tidak menarik warga untuk mencontohnya saat membangun. Jika merenovasi, tanpa sadar keaslian rumah tersebut hilang. Tak ayal, keberadaannya kini terancam punah dan tinggal jadi kenangan. (tat)