Jakarta,reportasenews.com – Bunyi sirene menandai terbukanya selubung berwarna biru. Pelan pelan, sosok pesawat tempur A-4E Skyhwak itu pun muncul. Lengkap dengan bom dan roket yang menggantung, sosok pesawat tempur ini seolah siap mengudara dan menghantam musuh. Kepala Staf TNI-AU, para perwira serta purnawirawan yang pernah mengawaki pesawat A-4E Skyhawk ini tampak terharu dan bangga. Akhirnya, pada selasa (14/03) pagi, A-4E skyhawk resmi menjadi penghuni Museum Pusat TNI Satria Mandala Jakarta. “Monumen ini akan menjadi salah satu bukti sejarah pengabdian Pesawat A-4 Skyhawk dan Thunder Family kepada bangsa dan negara yang tak pernah lekang oleh waktu,” Jelas KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto
Pemerintah RI membeli pesawat ini pada tahun 1980, sebanyak 33 unit. Pesawat-pesawat tersebut kemudian dibagi dalam 2 skadron yaitu Skadron 11 di Lanud Hasanudin Makasar serta skadron 12 Lanud Pekanbaru Riau. Pesawat ini memang banyak menorehkan jasa dalam berbagai operasi di tanah air. Sejak kedatangannya, A-4 telah dilibatkan di berbagai palagan di tanah air, mulai dari Timtim, Papua hingga aceh. “Pilihan kami pada waktu itu jatuh kepada A-4 skyhawk, karena A-4 skyhawk sejarahnya pada waktu itu memang benar-benar kita harus berikan kepada generasi penerus, terutama terutama nilai-nilai kejuangan”, terang Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. A-4 skyhawk kemudian pensiun dari TNI-AU pada tahun 2004.
Dibutuhkan waktu sekitar 20 hari untuk membangun monumen ini. Mulai dari membawa pesawat dari Lanud Hasanudin makassar, tempat terakhir beroperasi, perakitan ulang, hingga pengecatan kembali. Semua pekerjaan ini dilakukan oleh Skadron teknik 044, dibantu riset oleh komunitas Indonesia Scale Model Society. Alhasil, inilah monumen A-4 pertama yang memakai marking atau tanda-tanda original TNI-AU sesuai aslinya pada saat pertama datang dulu.
A-4E skyhawk merupakan pesawat buatan pabrik McDonnel Douglas Amerika Serikat pada medio 60an awal. Pesawat ini dirancang sebagai pesawat tempur sederhana, mudah perawatan dan murah biaya operasional. Selanjutnya A-4 Skyhawk banyak berperan sebagai pesawat penyerang oleh Angkatan Laut dan Marinir Amerika. Dalam medan tempur, A-4 skyhawk juga digunakan Israel dalam perang Yom Kipur serta oleh Argentina dalam perang Malvinas.
Menurut salah satu bekas pilot A-4, Almarhum Marsda TNI (purn) Joko Purwoko Indonesia sebenarnya membeli pesawat A-4 bekas Israel. Bahkan latihan calon pilot A-4 jua dilakukan di Israel oleh Instruktur orang Israel. Proyek yang dinamakan operasi Alpa ini melibatkan jaringan intelijen Indonesia dan Israel, lantaran kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik. Namun, Pemerintah Indonesia tidak pernah mengakui secara resmi pembelian dari Israel tersebut.