Singapore, reportasenews.com : Sebuah video diunggah di Youtube memperlihatkan Aung San Suu Kyi tertawa keras atas tuduhan dunia bahwa terjadi peristiwa genosida atas minoritas Rohingya di Myanmar. Video ini telah dilihat 76.000 kali oleh netizen. Akun bernama Haikal Mansor mengatakan bahwa terbahaknya Aung San, peraih Nobel Perdamaian yang bergengsi, itu terjadi selama kunjungan dia baru-baru ini ke Singapura, pada 1 Desember 2016 lalu.
Video berdurasi sekitar dua menitan itu menunjukkan Suu Kyi menghadapi pertemuan besar dengan warga Myanmar yang ada di Singapura sambil menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan kepadanya. Salah satu pertanyaan tertulis yang dibaca Aung San adalah dari seorang ibu muda yang bertanya bagaimana sikap rakyat Burma harus menanggapi tuduhan genosida atas minoritas Rohingya.
Suu Kyi menjawab pertanyaan itu dengan tertawa keras diatas panggung sambil mengatakan bahwa tuduhan genosida hanyalah sebuah ‘rekayasa’. Dia mendesak semua warga Myanmar untuk tidak mempercayai tuduhan genosida ‘rekayasa’ tersebut, tetapi juga ikut serta untuk menangkal tuduhan.
Sebuah karpet merah dibentangkan untuk kehadiran Aung San selama kunjungannya ke Singapura di mana ia menjadi bintang untuk makan siang bersama warga Myanmar disana. Pandangan Aung San yang menyepelekan kasus Rohingya tidak mengejutkan, mengingat wawancara eksklusif sebelumnyanya untuk Channel NewsAsia TV sudah menunjukan sikap dia.
Dalam wawancara dia mengaku bahwa masalah di negara bagian Rakhine, Burma, sedang dibesar-besarkan oleh masyarakat internasional begitu banyak sehingga “segalanya sesuatunya tampak lebih buruk daripada kenyataan sesungguhnya”. Dia lebih lanjut mengatakan bahwa situasi terkendali dan sudah tenang ketegangan.
Badan PBB telah menyatakan keprihatinan tentang pelanggaran HAM berat dan pembersihan etnis yang sedang dijalankan oleh junta militer Burma. Perkosaan massal secara sistemik kepada perempuan Rohingya, membakar desa mereka, penjarahan harta dan genosida juga dilaporkan terjadi, ini membuktikan bahwa situasi di negara bagian Rakhine di Burma masih jauh dari “bawah kontrol” (HSG/ The Indpendent Sg)