Probolinggo, reportasenews.com – Untuk menyambut momentum hari batik nasional yang jatuh pada 2 Oktober, sebanyak 62 siswa-siswi Raudlatul Athfal (RA) Ummi Sundari, melakukan belajar membatik khas Kabupten Probolinggo di home industri batik tulis di Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten setempat, Sabtu (30/9).
Siswa-siswi RA mulai diperkenalkan budaya batik milik bangasa Indonesia. Para anak usia dini ini belajar membatik tulis secara manual, mulai mewarnai, mencanting, dan menggambar budaya lokal yang ada di Kabupaten Probolinggo, yakni tentang panorama alam seperti obyek wisata Gunung Bromo, buah mangga dan anggur yang merupakan logo Kabupaten Probolinggo.
62 siswa RA kelas B1 dan B2 belajar diluar kelas diajak betandang kerumah Eva Purnama Sari, home industri batik tulis yang tak jauh dari sekolahnya, yang merupakan salah satu dari 13 pengrajin batik tulis di Kabupaten Probolinggo.
“Sebagai generasi penerus bangsa, para siswa ini sengaja kami ajak untuk mengenal batik dan cara pembuatannya sejak dini, karena batik adalah hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang sudah diakui oleh Dunia,” kata Lailatul Khomsyah (30) salah satu tenaga pengajar di RA Umi Sundari, disela kesibukannya mengajarkan siswanya membatik.
Praktis aktifitas membatik yang diperagakan oleh Eva dengan menggunakan alat yang disebut canting, menarik perhatian dan antusiasme puluhan siswa RA Umi Sundari yang memperhatikannya dengan seksama. Tak hanya melihat para siswa itu juga ditunjukkan langkah demi langkah daslam membuat batik, mulai dari melukis motif dan menjahitnya menjadi pakaian jadi.
Setelah puluhan siswa itu melihat apa yang diperagakan oleh pemilik home indutri batik tulis itu, Para siwa diberikan kesempatan untuk meniru dan memperagakan cara membuat batik tulis kreasi mereka sendiri. Kebanyakan motif yang dibuat oleh puluhan anak RA yang rata-rata 4 tahunan ini adalah motif bunga, padi, gunung bromo, buah mangga dan anggur, yang di lukis diatas kain Muri berukuran 2,25 cm x 1,15 cm.
“Kain itu khusus kami sediakan sebagai media kreasi membatik bagi siswa dengan tema keragaman kebudayaan dan hasil bumi yang mereka ketahui di Kabupaten Probolinggo. Mereka siswa RA diajarkan untuk membantik budaya di Kabupaten Probolinggo,”terang Eva Purnamasari, pemilik usaha batik tulis.
Fitrah Shinta, salah satu siswi RA mengatakan, dirinya senang dengan belajar membatik secara manual dengan melukis mewarnai dan mencanting. Dengan waktu singkat ia mengaku sudah bisa mencanting dan mewarnai batik tulis bergambar bunga dan Gunung Bromo.
“Sangat senang saat melukis dan mewarnai batik dengan gambar bunga dan gunung, asyik banget, dan saya sudah bisa membantik,”ujarnya sambil tersebyum.
Hari Batik nasional merupakan hari perayaan nasional Indonesia untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO (dic).
