Situbondo,reportasenews.com – Menyambut tahun baru Islam 1439 Hijriyah, warga Dusun Pandean, Desa Wonorejo, Banyuputih, Situbondo melaksanakan ritual Sedekah Bumi. Itu lakukan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas rejeki yang telah diberikan, Kamis (21/9).
Pantauan Repotasenews.com dilapangan, berbagai macam hasil bumi dan laut diarak oleh warga Dusun Pandean, Desa Wonorejo dibawa ke makam Mbah Pande, selaku sesepuh desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Ketua panitia ritual Sedekah Bumi, Solihin mengatakan, kegiatan tersebut penting untuk digelar. Supaya kebudayaan masyarakat di Pandean tetap lestari di jaman modern saat ini. Banyak nilai moral yang bisa diambil oleh masyarakat dalam kegitan tersebut.
“Nilai menghargai alam sekitar, mensyukuri rejeki, tidak membuang-buang makanan,dan banyak lagi nilai lainnya,” ujarnya.
Solihin menyatakan, kegiatan itu bertempat di makam Mbah Pande Supo. Yang dipercaya oleh masyarakat sebagai leluhur tanah Pandean. “Masyarakat berkirim doa kepada Mbah Pande langsung di makamnya,” bebernya.
Menurutnya, ritual Sedekah Bumi menjadi momen bagi berkumpulnya warga. Baik miskin maupun kaya, saling bersatu padu, tanpa ada perbedaan yang mencolok. “Ini yang kami tunggu-tunggu. Karena kita bisa saling bertemu dan bertegur sapa dan bersama-sama mensyukuri nikmat Tuhan,” ujarnya.
Sesepuh Desa Pandean, Jamal menjelaskan, ritual tersebut harus dilestarikan setiap tahunnya. Dia mengucapkan terimakasih kepada para pemuda yang telah mendukung terlaksananya acara tersebut.
“Anak muda sekarang jangan lupa dengan leluhur dan sejarah kampung halamannya. Terimakasih,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua karang taruna GEMA Pandean, Slamet mengatakan, ritual itu terlaksana secara rutin dan swadaya masyarakat. Dia berharap pemerintah desa dapat mengalokasikan anggaranya untuk membantu melestarikan kebudayaan itu. “Supaya tercipta destinasi wisata kebudayaan di Wonorejo,” ujarnya.
Slamet menuturkan, berbagai macam hasil bumi dan laut di sedekahkan dalam ritual itu. Ada tumpeng ikan, tumpeng bawang, tumpeng padi, sayur, jagung, dan buah.
Tumpeng mentah seperti bawang, padi, sayur dan lain-lain dibagi sama rata kepada masyarakat. Kemudian di bawa pulang. “Sedangkan, ancak, atau tumpeng nasinya dimakan bersama-sama. Di makam Mbah Pande,”pungkasnya.(fat)