Serang, Reportasenews – Polda Banten antusias menyambut aksi patriotisme empat jurnalis senior dalam ekspedisi Nusantara melintasi 34 provinsi selama 115 hari. Begitu Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan tiba di Banten, voordijder Polda Banten memberikan pengawalan. Tak hanya itu, sebagai bentuk dukungan, Polda Banten mengadakan jamuan makan siang dan memfasilitasi pertemuan dengan wartawan Banten.
Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan memulai Ekspedisi Nusantara bertepatan peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2021. Banten, menjadi provinsi kedua jalur ekspedisi.
Mengendarai empat sepeda motor Kawasaki, Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan meluncur dari kantor Persatuan Wartawan Indonesia di Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Begitu tiba di Perumahan Citra Raya, Cikupa, mereka disambut tim voorijder Polda Banten yang terdiri dari dua sepeda motor besar dan tiga mobil yang diisi petugas patwal dan tim humas Polda Banten.
Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan terdiri empat wartawan senior. Mereka adalah anggota Persatuan Wartawan Indonesia yaitu Agus ‘Blues’ Asianto, Sonny Wibisono, Ibonk Indrawan, dan Yani Krisnayani. Nama terakhir adalah satu-satu wartawati yang ikut dalam Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan.
Hujan deras dan kemacetan tak menyurutkan tekad Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan dan tim voorijder Polda Banten. Dari Cikupa, mereka melaju ke Balaraja, Jayanti, Cikande, Kragila, Ciruas, dan Kota Serang.
Saat tiba di kota Serang sekitar pukul 15.00 WIB, Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan disambut Kepala Bidang Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga.
Rupanya Polda Banten telah menyiapkan acara penyambutan berupa jamuan makan siang. “Selamat datang di Banten, kita telah menunggu sejak pukul 12.00 tadi,” ucap AKBP Shinto Silitonga begitu rombongan empat wartawan tiba di Alun-Alun Kota Serang.
Perjalanan berjam-jam dari Jakarta di tengah guyuran hujan deras dan kemacetan jalan, tentu membuat energi empat wartawan terkuras. Polda Banten mempersilakan keempat wartawan untuk istirahat sejenak.
Mereka pun dijamu makan siang di Restoran Tak Takan yang terletak di pinggir Alun Alun Kota Banten. Menu khas sup Tak Takan di siapkan untuk menghangatkan tubuh empat wartawan yang kedinginan diguyur hujan dalam perjalanan dari Jakarta menuju kota Serang. Sup Tak Takan ini terbuat dari ikan tenggiri dengan paduan rempah khusus.
Jamuan makan siang juga dihadiri sejumlah wartawan Banten. Mereka lalu berbincang seputar visi misi Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan.
“Sebenarnya Pak Kapolda Bapak Irjen Rudy Heriyanto akan memberikan sambutan langsung. Namun beliau ada tugas di luar kota,” cetus AKBP Shinto Silitonga.
Pernyataan Kabid Humas Polda Banten tidak sekadar basa basi. Ia melaporkan kedatangan Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan kepada Kapolda Banten lewat video call.
Kapolda Banten lalu menyapa satu persatu empat anggota Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan. Ia memberikan dukungan langsung lewat video call.
“Peringatan Sumpah Pemuda dengan cara ekspedisi Nusantara saya kira sangat tepat. Makna Sumpah Pemuda sebagai satu tanah air, satu bahasa dan satu bangsa Indonesia akan tergali lewat ekspedisi ini,” kata Irjen Rudy.
Usai perbincangan dengan Kapolda Banten dan sejumlah wartawan lokal Banten, Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan melanjutkan perjalanan. Dari kota Serang, rute melalui Kramatwatu, Cilegon dan Pelabuhan Merak.
Tim voorijder Polda Banten terus melakukan pengawalan hingga di gerbang masuk Kapal Express KMP Batumandi.
“Terima kasih kami ucapkan kepada Polda Banten yang mengawal perjalanan kita. Tanpa bantuan Polda Banten mungkin kita baru sampai malam hari. Hujan deras menambah kemacetan di sejumlah rute hari ini ,” kata Yani Krisnayani, satu-satunya wanita dalam ekspedisi yang diperkirakan menelan waktu 115 hari.
Agus ‘Blues’ Asianto, anggota tim jelajah paling senior berusia 59 tahun, menyatakan ekspedisi direncanakan terlaksana tahun lalu. Namun pandemi Covid-19 membuat eksepedisi baru terwujud tahun ini.
“Kita akan merekam kekayaan dan keindahan budaya Nusantara dalam ekspedisi ini,” kata Agus.
Dalam perjalanan keliling Nusantara, mereka menyempatkan diri menuju 7 gunung tertinggi di Indonesia.
Pendakian pertama di Gunung Kerinci, sebagai gunung tertinggi di Sumatera. Pendakian kedua di Gunung Bukit Raya, Kalimantan Tengah. Dari Kalimantan, mereka kembali ke Pulau Jawa untuk mendaki Gunung Semeru.
Perjalanan dilanjutkan ke Banyuwangi, Bali, dan Lombok, tempat Gunung Rinjani.
Rute berikutnya NTT dan Maluku untuk menaklukkan Gunung Binaiya. Papua menjadi pemberhentian selanjutnya, ketika tim menginjakkan kaki di Sorong menuju Manokwari sebelum mendaki Cartenz Pyramid.
Gunung Latimojong di Makassar menjadi puncak terakhir yang harus ditaklukkan sebelum peringatan Hari Pers Nasional di Kendari pada 9 Februari 2022.(MM)