Jerman, reportasenews.com: Majalah mingguan terkenal Jerman, Der Spiegel, mengeluarkan berita dengan sampul depan yang membuat heboh. Disampul itu digambarkan ilustrasi Trump sedang memenggal kepala “Patung Liberty” yang melambangkan kebebasan.
Editor-in-chief majalah berita mingguan Jerman Der Spiegel membela diri atas sampul yang sangat kontroversial yang menggambarkan Presiden AS Donald Trump memenggal kepala Patung Liberty. Dia juga meminta Jerman “untuk membangun aliansi” terhadap pemimpin AS.
“Der Spiegel tidak ingin memprovokasi siapa pun,” Klaus Brinkbaumer, Der Spiegel editor-in-chief dan editor eksekutif Der Spiegel Online, mengatakan kepada Reuters, dan menambahkan bahwa outlet media sebenarnya “membela demokrasi”.
“Kami ingin menunjukkan apa yang terjadi, ini tentang demokrasi, ini tentang kebebasan, ini tentang kebebasan pers, kebebasan keadilan dan semua yang terancam punah,” katanya menjabarkan.
“Di sampul kami presiden Amerika memenggal kepala liberty yang merupakan simbol kedatangan para migran dan pengungsi ke Amerika Serikat sejak 1886 dengan janji demokrasi dan kebebasan,” kata Brinkbaumer kantor berita Jerman DPA, menyiratkan bahwa sampul depan majalah ini merupakan tanggapan terhadap perintah eksekutif Trump yang melarang wisatawan dan imigran dari tujuh negara mayoritas Muslim, yang dijuluki ‘larangan Muslim.’
Der Spiegel adalah salah satu majalah mingguan terbesar di Eropa, dan sampulnya memicu diskusi panas di media sosial baik di Jerman maupun di luar negeri, dan menuai kritik dari media Jerman lainnya dan beberapa politisi.
Media Jerman, Die Welt secara tajam mengkritik sampul itu, mengatakan bahwa “merusak” dan “mengurangi nilai jurnalisme.” Hal ini juga menekankan bahwa mereka yang memutuskan untuk menggambarkan Trump sedemikian rupa, membandingkannya dengan teroris Islam, telah “kehilangan semua pedoman moral mereka. ”
Harian itu juga menuduh Der Spiegel dari upaya untuk mendapatkan “publisitas dengan cara apapun” dan mengatakan bahwa sampul depan itu adalah “berlebihan, tidak bertanggung jawab” yang dapat menyebabkan hilangnya kredibilitas media Jerman.
Namun, hanya 44 persen dari pembaca Die Welt sendiri sepakat bahwa penutup Der Spiegel itu memang “berlebihan” sementara 56 persen mengatakan itu “sudah sepantasnya itu,” menurut sebuah jajak pendapat online yang dilakukan oleh outlet media.(HSG/ RT)