Pontianak, Reportasenews.com – Terkait maraknya berita hoax penculikan anak dan pengambilan organ di media sosial, seorang tukang bangunan di Pontianak nyaris dihakimi massa. Beruntung pemuda bernama Anca, warga Jeruju, Pontianak ini berhasil diamankan di rumah ketua RT setempat.
Aksi warga sesaat bisa diredam, namun kabar tertangkapnya pelaku penculikan anak menyebar cepat sehingga warga berkerumun di depan rumah ketua RT di Gang Purnama Hijau, Jalan Purnama, Pontianak.
Mereka terus berdatangan dan berusaha menghakimi pelaku yang diduga sebagai penculik anak. Isu meresahkan penculikan anak ini membuat warga begitu sensitif. Aksi warga diketahui berawal kedatangan seorang pemuda yang hendak bekerja sebagai tukang bangunan.
Pemuda yang belum melapor keberadaanya ke ketua RT setempat ini dicurigai warga saat bertanya dimana tempat penjual pulsa kepada seorang anak perempuan. Mengetahui kejadian tersebut salah seorang warga berteriak penculik anak.
Warga langsung mengejar dan menangkapnya. Anca langsung dibawa masuk ke rumah ketua RT untuk menghindari amukan warga.
“Saya bukan mau menculik, saya hanya mencari pulsa. Dan cuma nanya saja,” ujar Anca, pemuda berusia 16 tahun ini.
Anca mengaku hanya bekerja sebagai tukang bangunan. Dan niat ketika berjalan kaki hanya untuk membeli pulsa.
“Ini hanya salah faham, warga termakan isu penculikan anak. Jadi curiga, memang kerja di rumah saya, sebagai tukang bangunan,” kata Lia, majikan Anca.
Agar massa tidak main hakim sendiri, ketua RT menghubungi aparat kepolisian. Polisi langsung membawa tukang bangunan ini untuk memperjelas duduk masalah. Pemuda ini akhirnya dilepas polisi karena tidak terbukti sebagai pelaku penculikan anak dan pengambilan organ sepert yang dituduhkan warga.
Menanggapi maraknya isu penculikan anak, Wakil Walikota Pontianak, Edi Kamtono meminta masyarakat tetap waspada namun menghindari main hakim sendiri termasuk menahan diri tidak menyebar isu penculikan anak dan pengambilan organ.
“Berita ini belum tentu benar, kita belum mendapat informasi yang jelas. Apa benar ini terjadi di Indonesia atau luar negeri. Saya pikir aparat hukum tidak tinggal diam, saya meminta sekolah-sekolah tetap waspada dan memasang CCTV di tempat strategis untuk memantau aksi kriminalitas termasuk penculikan sehingga pelaku dengan mudah diketahui,” terangnya. (ds)