Cina, reportasenews.com: Jika ditanya, sepatu kungfu apakah yang kerap dipakai oleh ahli beladiri shaolin dan master wushu yang paling populer di Cina? Jawabannya adalah sepatu legendaris Feiyu.
Sepatu Feiyu sudah dikenal sejak 1950. Dia disukai oleh mahasiswa, pendeta Shaolin, dan ahli beladiri di Cina sejak masa lalu. Soal kekuatan jangan ditanya lagi, sepatu ini ringan dan tahan banting.
Pada olimpiade 2008, semua pemain seni bela diri Cina dalam upacara pembukaan mengenakan sepatu Feiyue (yang diterjemahkan sebagai “terbang ke depan”). Feiyu yang awalnya dibuat di Shanghai ini memang pilihan terbaik bagi ahli kungfu dan atlet.
Masalahnya kemudian timbul ketika Feiyu dibuat di Perancis dan didaftarkan sebagai merk dagang. Kali ini barang bajakan bukan berasal dari Cina, tapi jutsri Perancis yang membuat merk aspal.
Patrice Bastian, seorang warga Perancis, membeli sepasang Feiyue untuk berlatih seni bela diri sementara ia tinggal di Shanghai pada tahun 2005. Dia menilai bahwa mungkin ada pasar untuk sepatu ini di luar negara Cina. Mirip dengan sepatu merek Vans, Converse dan Superga telah berevolusi dari awal yang sederhana menjadi sepatu bagi anak muda, Bastian ingin mengubah Feiyue menjadi sepatu anak muda di Perancis.
Jadi pada tahun 2006, ia mulai bekerja dengan pabrik di Cina yang memproduksi sepatu. Bastian bertanya apakah ia bisa membeli lisensi merek untuk terus memproduksi Feiyue secara mandiri melalui pabrik lain di Cina dan menjualnya di Perancis. Manajer pabrik menyetujui, dan Bastian melanjutkan untuk merek dagang nama Feiyue di Perancis, dan kemudian AS.
Dari sini kemudian timbul masalah. Feiyu gaya lama (warna hitam dan putih saja) kemudian diubah tampilannya lebih modis warna warnis esuai pasar anak muda. Feiyu ala Perancis lebih modis berbeda dengan Feiyu asli di daratan Cina.
“Mereka perampok,” kata Liu Qinglong, manajer Shanghai Da Fu Rubber Co, berbicara kepada media melalui telepon dari Shanghai. Liu mengatakan ia telah bekerja dengan Da Fu, perusahaan induk sebagai produsen Feiyue asli, Double Coin, sejak tahun 1979.
Dia mengklaim perusahaan Perancis mengambil keuntungan dari China Feiyue selama periode ketika negara komunis itu masih bergulat dengan kapitalisme dan aset milik negara privatisasi.
“Tidak ada satu di Cina tahu tentang pengaturan hak kekayaan intelektual komoditas pada waktu, dan sampai tahun 2007 kami menemukan Perancis telah mendaftarkan merek dagang ini,” kata Liu.
Ironisnya, jika Feiyu asli Cina akan masuk dipasarkan di Perancis, maka petugas bea cukai akan menghadang Feiyu Cina dengan tuduhan barang bajakan meniru merk sepatu “Feuyu Perancis” (HSG/ South China Morning Post)