Probolinggo, reportasenews.com – Setiap peringatan hari besar nasional, utamanya peringatan Pahlawan wanita Raden Ajeng Kartini, seluruh rakyat di tanah air tak luput merayakannya yang jatuh setiap tanggal 21 April.
Seperti perayaan Kartini, di Kota Probolinggo Jawa Timur. Seorang gadis yang belia, ia terus menghidupkan kesenian tradisional yang harus tetap dijaga dan terus diterapkan dari zaman ke zaman. Adalah kesenian tari ‘Lengger’.
Seperti yang diperankan oleh gadis belia kaka dan adik ini, yakni Rukiyati (17) dan kakaknya, Salma (23) warga Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.
Sejenak membaca dua saudara ini, yang terus berupaya menghidupkan tari Lengger. Mereka menampilkan yang terbaik kemampuannya dalam perayaan hari Kartini 2018 ini.
Sisi lain dari kemampuan yang dimilikinya, meraka memanfaatkan kemampuan itu untuk mengais rezeki. Mereka sering tampil ketika liburan sekolah, disetiap pegelaran acara di seputar Kota Probolinggo.
Kesenian lengger sendiri, merupakan kesenian khas Kota Probolinggo. Dimana kesenian ini layaknya kidungan jula juli. Yaitu sinden menyairkan lagu-lagu diiringi musik gamelan. Serta tarian gemulai.
Keduanya ditemukan tampil pada malam perayaan hari Kartini, di di depan pasar mangunharjo, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo, Jumat (20/4) malam.
Biasanya, tip atau upah dari penggemar yang ingin menari bersamanya, besarnya bervariasi. Hasil yang terkumpul itu, kemudian dibagi rata dengan seluruh anggota lengger lainnya.
Mulai dari pemain musik, penari dan penembang. Tak jarang pula, semalaman menari, keduanya hanya mendapat enam ribu rupiah saja. Bahkan juga sering, keduanya pulang dengan tangan hampa.
Rukyati mengatakan, dirinya hobby menari memang sejak kecil, karena memang dari ayahnya yang sering mengajarinya untuk menari. Tak jarang, ayahnya juga sering mengajaknya ketika ada tanggapan untuk tarian yagn diperankan oleh ayahnya sendiri.
“Sejak itulah saya sangat menyukai tari-tarian. Pada masa kecil saya sering diajak bapak ikut tanggapan. Akhirnya saya suka, hingga saat ini. Kedepan, setidaknya kesenian ini dapat perhatian dari pemerintah. Sehingga tidak hilang begitu saja ditelan perkembangan jaman,” Harap Rukiyati.
Tak jarang, kedua gadis belia ini mendapat perlakuan tak senonoh dari penggemarnya. Namun hal itu, tidak sampai kelewatan. Sebab keduanya, sudah punya cara tersendiri untuk menghindari penonton yang bertindak diluar batas kewajaran itu.(dic)