Menu

Mode Gelap

Kesehatan · 10 Jan 2018 08:09 WIB ·

Setiap Laporan Difteri Akan Dilakukan Investigasi Kasus Pasien


					Setiap Laporan Difteri Akan Dilakukan Investigasi Kasus Pasien Perbesar

Jakarta, reportasenews.com – Setiap laporan kasus difteri adalah suspek, bukan positif difteri. Banyaknya laporan kasus merupakan bentuk kewaspadaan petugas kesehatan dan pemerintah daerah untuk kemudian dilakukan langkah-langkah pencegahan.

“Memang, setiap kasus difteri yang dilaporkan merupakan bentuk kewaspadaan Nakes untuk jaga-jaga agar bisa dilakukan tindak lanjut,” kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Mohamad Subuh, Selasa (9/1) di Jakarta.

Setiap kasus yang dilaporkan baik dari Puskesmas atau rumah sakit akan dilakukan investigasi kasus pasien berupa kelengkapan imunisasi difteri sebelum sakit, kemudian dilakukan pengambilan spesimen dengan usap hidung dan usap tenggorok untuk konfirmasi kasus apakah positif atau negatif difteri.

Apabila kasus terkonfirmasi positif, penderita akan dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut dan dilakukan pencarian kasus tambahan dan karier pada orang yang pernah kontak dngan pasien.

Hal tersebut menjadi alasan petugas kesehatan di Puskesmas atau rumah sakit untuk melaporkan setiap kejadian suspek difteri agar dapat segera dilakukan pencegahan.

Selain berdasarkan laporan, setiap minggu petugas dinas kesehatan kabupaten/kota mengunjungi rumah sakit di wilayah kerjanya untuk mencari dan menemukan secara aktif kasus difteri.

Setiap kasus difteri yang dilaporkan dari rumah sakit segera diinformasikan ke Puskesmas untuk dilakukan investigasi dan pencarian kasus tambahan dan karier.

Munculnya KLB difteri dapat terkait dengan adanya immunity gap, yakni kesenjangan atau kekosongan kekebalan di kalangan penduduk di suatu daerah. Kekosongan kekebalan ini terjadi akibat adanya akumulasi kelompok yang rentan terhadap difteri, karena kelompok ini tidak mendapat imunisasi atau tidak lengkap imunisasinya.

Berdasarkan hasil pantauan Kementerian Kesehatan, grafik tren kasus difteri yang dilaporkan menunjukkan penurunan.

Pada pertengahan Desember atau minggu ke-50, laporan mencatat 79 kasus. Setelahnya, nampak terjadi penurunan jumlah kasus meski terlihat fluktuatif. Pekan selanjutnya, jumlah kasus yang dilaporkan pada minggu ke-51 dan ke-52 berturut-turut sebanyak 34 dan 33 kasus.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Oscar Primadi menyatakan bahwa penyakit difteri dapat dicegah dengan imunisasi; Penggunaan masker dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat); Pemberian antibiotika pada kontak erat kasus; danTatalaksana kasus dengan pemberian antibiotika dan Anti Difteri Serum (ADS)

Pemerintah memastikan vaksin tersedia dalam jumlah yang cukup. Masyarakat terutama pasien difteri tidak perlu khawatir dan akan diberikan pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana kasus.

Apabila terjadi gejala difteri berupa demam lebih kurang 38 derajat celcius, adanya selaput berwarna putih keabuan/kebiruan yang tidak mudah lepas dan mudah berdarah, hidung berair, bengkak di area leher, nyeri saat menelan, dan sesak napas disertai bunyi, harus segera diatasi. Sebab, risiko paling parah jika difteri tidak segera disembuhkan akan menyebabkan kematian.

Kemenkes meminta PT. Biofarma untuk memperbanyak produksi vaksin. Sehingga setiap orang tua bisa melengkapi imunisasi dasar anak-anaknya dan untuk memenuhi kebutuhan Outbreak Response Immunization (ORI) bagi anak usia 1 sampai kurang dari 19 tahun secara gratis.

Kemenkes juga meminta PT. Biofarma memprioritaskan persediaan vaksin untuk Indonesia, setelah itu barulah ekspor. Ketika vaksin di Indonesia mencukupi, maka diharapkan angka kesakitan atau kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) bisa menurun. (*)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Antisipasi Ancaman Siber yang Kian Komplek Moratelindo dan TKMT Dorong Keamanan Jaringan Bisnis

9 Mei 2025 - 19:37 WIB

Dalam Penetapan Hutang, Hakim MK Minta PUPN Tunjukan Dasar Dokumen Rekening Koran

8 Mei 2025 - 10:53 WIB

Rumah Tajwid, Menyatukan Ilmu dan Amal di Tanah Eropa

6 Mei 2025 - 18:33 WIB

Dirjen Kekayaan Negara  Rionald Silaban Dimintai Keterangan Pengadilan MK Terkait Permohonan Uji Materi Andri Tedjadharma

2 Mei 2025 - 00:31 WIB

Relawan Covid-19 Rela Wakafkan Hidupnya Demi Bantu Sesama

21 April 2025 - 09:04 WIB

CBA : Copot Semua Jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Bank DKI !

17 April 2025 - 08:55 WIB

Trending di Ekonomi