SINGAPORE, REPORTASE – Kepanikan terjadi di tengah Kota Singapura, ketika sejumlah orang bersenjata menyandera sejumlah orang disebuah bioskop di Mall Bishan, Singapura Tengah.
Para teroris yang diketahui menenteng sejumlah senjata otomatis M-16 dan mengenakan rompi bom bunuh diri, pertama kali dilaporkan masyarakat berkeliaran menuju pusat perbelanjaan di tengah kota.
Aksi terror di tengah masyarakat Negara makmur ini, jelas membuat kepanikan penguasannya. Ribuan polisi dan  tentara SAF (Singapore Armed Forces) dikerahkan mengepung kawasan yang selalu ramai itu hingga malam hari.
Hingga tadi malam, ratusan kendaraan berat miliki aparat Singapura masih berpatroli di sejumlah jalan-jalan utama yang berada di lokasi penyanderaan.
Satuan antiteror polisi bersenjata lengkap dikerahkan menutup semua lokasi keluar masuk perlintasan, mulai dari Marina Bay hingga ke Jurong Timur. Mereka segera mencari dan menetralisir ancaman terorir yang diperkirakan masih berkeliaran.
Menyadari ancaman teroris yang tidak main-main itu, Kepolisian Singapura memutuskan menyerang lokasi penyanderaan.
Terdengar bunyi tembakan dan ledakan di sejumlah tempat, yang membuat kawasan itu seperti medan perang. Teriakan-teriakan terus terjadi di tengah hujan tembakan.
Dalam kepungan asap tebal, tak lama kemudian, terlihat tanda kondisi aman dengan beberapa orang dibekuk dan sejumlah sandera berhasil dibebaskan. Situasi kemudian dinyatakan terkendali.
Itu adalah suasana puncak latihan operasi antiteroris gabungan otoritas keamanan Singapura, yang melibatkan SAP, Polisi, Satuan AntiTeror menghadapi ancaman pengikut ISIS dan pengembom bunuh diri, semalam di Singapura.
Wakil Perdana Menteri Teo Chee Hean kepada para jurnalis yang menyaksikan latihan itu menyebutkan, latihan yang melibatkan berbagai cabang keamanan Singapura sangat penting untuk menguji metode, tekanan dan prosedur operasi antiteroris.
“Selama beberapa bulan lalu, kedua santuan antiteror SAP dan Polisi terus mengembangkan kerjasama intensif untuk menguji kematangan prosedurnya,†ujarny Teo, yang juga merangkap sebagai Menko Keamanan Dalam Negeri Singapura, kepada para jurnalis di Singapura, Selasa (18/10) dinihari.
Latihan yang melibatkan 3800 personil itu, dinilai sukses dan menjadi acuan melawan aksi teror, yang bisa terjadi di Singapura.
Menurut Teo, warga Singapura harus bersiap-siap menghadapi ancaman teror sangat serius.
“Tak peduli berapa cepatnya kami bereaksi jika ada aksi teror, para warga itu harus tahu apa yang pertama kali dilakukan untuk melindungi diri sendiri, keluarga dan lingkungannya,†jelasnya. (yud)