SINGAPURA, REPORTASE – Wakil Perdana Menteri Teo Chee Hean menyebutkan, pemerintah Singapura telah menaikkan tingkat kewaspadaan tertinggi dalam menghadapi ancaman teror. Peningkatan ini terjadi, karena dampak kekalahan ISIS di palagan Suriah belakangan ini.
“Banyak jihadis ISIS yang pulang kampung dari Suriah, termasuk dari kawasan Asia, ini menjadi ancaman bagi keamanan yang tak bisa diabaikan,†tegas Teo kepada jurnalis di Singapura, Rabu (19/10).
Peringatan keamanan yang dinaikkan dalam level tertinggi sejak beberapa decade lalu, ditandai dengan  digelarnya  latihan besar-besaran satuan-satuan antiteror dari berbagai instansi, mulai dari bea cukai, imigrasi,  kepolisian,  hingga Angkatan Bersenjata Singapura (SAF).
Sekitar 60 sukarelawan penduduk Singapura dilibatkan dalam latihan ini, menguji kesiapan rakyat dan tugas-tugas bantuan kesehatan yang bisa dilakukan dalam keadaan darurat.
“Banyak pelajaran yang dapat kami ambil dari digelarnya latihan besar-besaran itu, dan kami terus meningkatan kewaspadaan,†jelas Teo.
Sejak dua hari lalu, Singapura melakukan simulasi serangan teroris, aksi bom bunuh diri dan penyanderaan di pusat kota.
“Selama beberapa bulan lalu, kedua satuan antiteror SAF dan Polisi terus mengembangkan kerjasama intensif untuk menguji kematangan prosedurnya,†ujarny Teo, yang juga merangkap sebagai Menko Keamanan Dalam Negeri Singapura.
Latihan yang melibatkan 3800 personil itu, dinilai sukses dan menjadi acuan melawan aksi teror, yang bisa terjadi di Singapura.
Menurut Teo, warga Singapura harus bersiap-siap menghadapi ancaman teror sangat serius. Agar mereka mengetahuai bagaimana bersikap dan bereaksi, jika aksi teror itu benar-benar terjadi.
“Tak peduli berapa cepatnya kami bereaksi jika ada aksi teror, para warga itu harus tahu apa yang pertama kali dilakukan untuk melindungi diri sendiri, keluarga dan lingkungannya,†jelasnya. (yud)