Menu

Mode Gelap

Hukum · 3 Feb 2017 06:07 WIB ·

Soal Pengungsi: Trump Berantem Ditelpon Dengan PM Australia Malcolm Turnbull


					Camp pengungsi di pulau Nauru yang dibuat Australia menampung imigran/ TeleSUR Perbesar

Camp pengungsi di pulau Nauru yang dibuat Australia menampung imigran/ TeleSUR

Amerika, reportasenews.com: Kabar santer bertiup jika Trump ribut dengan PM Australia Malcolm Turnbull soal pengungsi. Dikatakan, bahwa Malcolm Turnbull punya perjanjian mengirim imigran ke AS sesuai perjanjian dengan Obama dahulu. Dan ini membuat Trump mengamuk.

Dalam panggilan telepon yang digambarkan penuh ketegangan dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Presiden Donald Trump telah dilaporkan menuduh Canberra mencoba untuk mengekspor teroris ke AS, dia berjanji untuk meninjau ulang “kesepakatan bodoh” untuk menerima ratusan pencari suaka di AS.

Pada Sabtu kemarin, pembicaraan telepon dengan pemimpin Australia, yang telah dijadwalkan berlangsung 60 menit namun kabarnya hanya butuh waktu kurang dari setengah itu, sebagai pembicaraan “yang terburuk sejauh ini antara mereka,” kata Washington Post, mengutip pejabat senior AS anonim memberi penjelasan tentang diskusi telpon tersebut.

Sebagai bagian dari kesepakatan yang disepakati oleh Australia dan pemerintahan Obama pada bulan November, Washington memberi lampu hijau untuk menerima 1.250 pencari suaka di Australia yang kini ditahan di kamp pemrosesan imigrasi lepas pantai di negara-negara Pasifik Papua Nugini dan Nauru.

Sebagai imbalannya, Canberra akan memukimkan kembali pengungsi dari El Salvador, Guatemala dan Honduras.

Dalam tweetnya Trump mengatakan para pencari suaka sebagai “imigran ilegal,” Trump menulis: “Apakah Anda percaya itu? Pemerintahan Obama setuju untuk mengambil ribuan imigran ilegal dari Australia. Mengapa? Saya akan mempelajari kesepakatan bodoh ini. ”

Trump mengatakan ia “bisa terbunuh” secara politik, dan menuduh Canberra sedang mengekspor “kandidat teroris pembom Boston dimasa depan,” kata surat kabar itu.
Menurut Departemen Imigrasi Australia, ada 383 tahanan di Nauru dan 871 pada Manus di Papua bagian utara New Guinea. Pada bulan Oktober, Amnesty International menuduh Australia mengubah Nauru menjadi “penjara terbuka,” mengatakan bahwa pemerintah sedang memaksa pencari suaka jatuh ke “sistem yang rumit dan penuh pelecehan kejam.”

Tampaknya, AS dan Australia sama sama hendak cuci tangan bebas dari masalah pengungsi. (HSG? Rusia Today)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Sufmi Dasco : Tidak Ada Pemotongan Gaji ke-13 ASN oleh Pemerintah

7 Februari 2025 - 20:55 WIB

Tol Kapuas 2 Kubu Raya Lumpuh berjam-jam Akibat Kendaraan Tak Layak dan Pengemudi Ceroboh Jadi Penyebabnya

7 Februari 2025 - 20:14 WIB

Polresta Pontianak Intensifkan Patroli Cegah Aksi Kejahatan Jalanan dan Tawuran Remaja

7 Februari 2025 - 20:09 WIB

Budi Harjo Siap Hadapi Gugatan Pendi Terkait Klaim Tanah Gudang Ekspedisi di Jalan Lingkar Selatan Jambi

7 Februari 2025 - 17:22 WIB

Christian Ricardo Diterkam Buaya di Sungai Simpang Aur, Pencarian Masih Berlangsung

7 Februari 2025 - 15:50 WIB

Pria Tewas Usai Melompat ke Sungai Saat Penggerebekan Judi di Kubu Raya

7 Februari 2025 - 10:32 WIB

Trending di Daerah