Indonesia, reportasenews.com – Genus baru kodok arboreal menghasilkan dua spesies baru lagi dari peneliti gabungan Indonesia dan diumumkan di jurnal Herpetologica baru-baru ini.
Para peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), universitas Texas, Broward College, Universitas Brawijaya, dan Universitas Hamburg secara bersama membuat inventarisasi reptil dan amfibi dari dataran tinggi Sumatera sejak 2013 lalu.
Spesies baru itu diberi nama unik, “Sigalegalephrynus minangkabauensis, dan Sigalegalephrynus mandailinguensis”, diklasifikasikan dalam genus Sigalegalephrynus, setelah menemukan indikasi bahwa kedua katak ini “membentuk garis keturunan yang berbeda” diantara anggota trah katak Asia Tenggara dari keluarga kodok Bufonidae.
Katak itu mempunyai warna dominan coklat dengan tubuh yang ramping. Mereka adalah penghuni gua dan lantai dasar hutan didataran tinggi hutan lebat Sumatra.
Karena warna coklatnya mirip boneka kayu Sigale-gale yang umumnya ada di Samosir, maka katak ini diberi nama yang sama dengan itu. Boneka kayu Sigale-gale biasanya dipertunjukan kepada khalayak saat upacara kematian, dimainkan mirip boneka tali yang dapat bergerak lincah menari.
Deskripsi katak “Sigalegalephrynus mandailinguensis” didasarkan pada spesimen yang para peneliti menemukan di lereng berhutan Gunung Gunung Sorik Marapi, gunung berapi di Taman Nasional Batang Gadis.
Sedangkan katak satunya, deskripsi “Sigalegalephrynus minangkabauensis” didasarkan pada penemuan spesimen dari Gunung Kunyit, Jambi, yang menunjukan kedekatan morfologi dengan spesimen dari Batang Gadis. (Hsg/ Mongabay)

Sigalegalephrynus minangkabauensis / Herpetologica