Amerika, reportasenews.com : Setelah menggali melalui lebih dari 10.000 studi klinis terpisah, Akademi Nasional Ilmu Pengetahuan, Teknik, dan Kedokteran di AS (National Academies of Science, Engineering, and Medicine) mengeluarkan laporan terobosan setebal 400 halaman kamis kemarin, tentang manfaat potensial dan efek samping kerusakan yang ditimbulkan oleh penggunaan ganja. Ganja memiliki kegunaan sebagai obat diverifikasi, yang didukung oleh sejumlah besar ilmu berkualitas tinggi.
Laporan itu ditulis oleh panel ahli kesehatan yang dipimpin oleh saintis di Harvard, dokter anak, Marie McCormick. Studi ini menemukan, antara lain, bahwa cannabinoids (bahan aktif dalam ganja) adalah penghilang rasa sakit yang kuat, terutama untuk nyeri kronis. Hal ini juga membuktikan bahwa asap ganja tidak menyebabkan kanker mulut, tenggorokan atau paru-paru.
Dan meskipun studi ini menemukan bahwa penggunaan teratur dapat meningkatkan risiko gangguan psikologis seperti skizofrenia, bahaya terbesar terletak pada kemampuan tanaman ini untuk menghambat sementara kemampuan kognitif pengguna segera setelah dikonsumsi. Demikian ulas Ars Technica.
Ada sedikit bukti bahwa hal itu membuat pengguna menjadi bodoh dalam jangka panjang. Demikian pula, ada sedikit bukti bahwa ganja dapat dikaitkan dengan stroke dan serangan jantung bagi pemakainya.
Jadi, pada dasarnya, segala sesuatu yang mereka katakan dimasa silam soal ganja tidak tepat. Sayangnya, mengingat betapa teguh pemerintahan AS sebelumnya melawan penjadwalan ulang soal kegunaan pemakaian ganja, belum lagi sikap Jaksa Agung AS Jeff Sessions ‘tentang masalah ini, jangan berharap laporan ini memberi pengaruh banyak atas kasus pemakaian ganja. (HSG/ Ars Technica)