Pasuruan, reportasenews.com – Seorang narapidana (napi) yang tersandung kasus terorisme, Galih Aji Satria (37), didapati telah membuat sebuah barang mencurigakan yang diduga merupakan bom rakitan atau bahan peledak berhulu ledak ringan di kamarnya.
Barang tersebut ditemukan oleh petugas di dalam Lapas Kelas II B Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, barang yang dirakit mirip bahan peledak itu, ditemukan oleh petugas Lapas setempat di dalam kamar dan tersembunyi.
“Penemuan barang yang diduga bom rakitan ini, berawal dari kecurigaan salah satu petugas Lapas, bernama Irwan, yang saat itu melihat barang mencurigakan dalam kamar Galih, â€ujar salah satu sumber yang enggan diberitakan namanya.
Dugaan narapidana tersebut anggota jaringan teroris yang tak terendus di Jawa Timur. Galih yang menempati kamar besar yang bercampur dengan napi kasus kriminal lainnya. Napi ini terkait kasus terorisme asal Trenggalek. Ia dipidana atas dugaan kasus terorisme yang kemudian dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakan (Lapas) IIB Pasuruan pada tanggal 18 Mei 2016 lalu.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota, AKP Riyanto membenarkan temuan rakitan bom di Lapas setempat. Saat ini pihaknya masih mendalami kasus yang dilakukan oleh Galih. Pasalnya, disinyalir yang bersangkutan sedang berusaha merakit sesuatu mirip bahan peledak di dalam lapas tersebut. “Kasusnya saat ini sudah ditangani tim Densus 88 anti teror,†bebernya, Sabtu (7/1) pagi.
Â
Orang Tua Angkat Tangan
Orangtua terduga teroris asal Trenggalek, Jawa Timur, Galih Aji Satria, mengaku di hadapan polisi sudah “angkat tangan” atas kasus pidana yang menjerat sulung empat bersaudara tersebut, dan menyerahkan proses hukum ke pihak berwajib.
“Ibunya menyampaikan kepada kami sudah pasrah dan menyerahkan penanganannya kepada polisi,” kata Kapolres Trenggalek AKBP Denny Setya Nugraha Nasution, Sabtu.
Kedua orang tua Galih, Sunardi (46) dan Lilik Supiyati (46), bahkan tak memiliki rencana membesuk putra sulung mereka yang kini mendekam di tahanan Mabes Polri, karena diduga terlibat dalam jaringan terorisme kelompok Santoso tersebut. Â (abd)