Jeddah, reportasenews.com – Konsul Jenderal R.I Jeddah M. Hery Saripudin, menyatakan bahwa pangsa pasar buah-buahan di Arab Saudi cukup bagus.
Berdasarkan Data Statistik Perdagangan BPS yang diolah Kementerian Perdagangan dan data UN COMTRADE tahun 2015, nilai ekspor buah-buahan Indonesia tiap tahunnya mengalami pertumbuahan yang signifikan.
Pada tahun 2013 Indonesia berhasil mengekspor buah-buahan (Kode HS 08) dengan nilai transaksi perdagangan sebesar US$ 2,73 juta. Tahun 2014 nilainya meningkat sebesar 23,17% atau US$ 3,36 juta. Pada akhir tahun 2015, nilai ekspor buah-buahan ini meningkat tajam mencapai US$ 5,61 juta atau meningkat 66,82% dari tahun 2014.
“Trend peningkatan nilai ekspor buah-buahan ini menunjukkan bahwa pangsa pasar buah-buahan Indonesia sangat besarâ€Â ungkap Konjen RI saat menerima Kunjungan Delegasi Investasi dan Perdagangan Dinas Pertanian TPH Sulawesi Selatan, Selasa (13/12).
Menjadi kawasan tandus bukan berarti sulit menjumpai buah-buahan segar di Negara Petro Dolar ini. Justru, beragam jenis buah-buahan lebih mudah ditemukan dihampir semua wilayah di Jazirah Arab, tak terkecuali di Arab Saudi.
Buah-buahan segar seperti jeruk, mangga, pisang, kiwi, anggur, apel, pear dan aneka jenis buah-buahan lainnya berjajar rapi di salah satu pasar buah di Kota Jeddah, Arab Saudi.
Warga Saudi termasuk masyarakat yang sangat gemar mengkonsumsi buah-buahan. Apalagi di musim panas, saat suhu mencapai 40oC sampai dengan 43oC, menyantap buah buahan segar akan membuat badan merasa segar dan tetap fit.
Buah-buahan tropis seperti buah semangka, melon, jeruk, anggur dan pisang termasuk jenis buah-buahan yang sangat digemari sebagian besar masyarakat Arab Saudi, termasuk yang tinggal di Jeddah, Mekkah dan Madinah.
Pisang yang mirip pisang ambon didatangkan dari Venezuela dan Mesir. Ada juga pisang yang mirip pisang Lampung yang cukup disukai di wilayah Mekkah ternyata didatangkan dari Negara Yaman.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sulawesi Selatan, Ir Hj Fitriani, MP, ini telah melakukan survei lapangan dengan mengunjungi pasar buah-buahan, sayuran dan sejumlah toko Indonesia yang menjual produk-produk makanan Indonesia di Kota Jeddah dalam kunjungannya ke Arab Saudi berlangsung seminggu.
Menurut Fitriani, jumlah jamaah umrah yang besar dari Indonesia merupakan potensi pasar buah-buahan yang dapat digarap oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam upaya  melakukan ekspansi pasar ke Arab SaudÃ, khususnya komoditas bahan makanan, sayur-sayuran, buah-buahan dan ikan segar untuk menyuplai kebutuhan jamaah, mukimin Indonesia di Arab saudà dan bahkan juga masyarakat Arab Saudi.
Sementara itu, Gunawan, Kepala ITPC Jeddah, menilai pola supply-demand untuk komoditas buah-buahan, pangsa pasarnya di Arab Saudi sangat besar. Hal ini terbukti dari data statistik perdagangan bahwa dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 tingkat permintaan buah-buahan di Arab Saudi menembus nilai transaksi miliaran dólar.
Sebagai perbandingan, pada akhir tahun 2015, Arab Saudi mengimpor komoditas buah-buahan dari berbagai negara mencapai angka USD 1,4 milyar, sedangkan nilai ekspor buah-buahan Indonesia ke Arab Saudi pada tahun yang sama mencapai US$ 5,61 juta. Ini berati Indonesia hanya mensupplai 0,39% pasar buah buahan Arab Saudi.
Oleh karena itu, dengan kemampuan menyuplai kurang dari 1%, Kelompok Kerja Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah akan berupaya keras mensosialisasikan ke daerah-daerah di wilayah Indonesia penghasil buah-buahan agar meningkatkan produksi sekaligus stándar baku kualitas buah-buahan sehingga dapat memenuhi stándar yang ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi.
“Ke depan kita berharap produk buah-buahan Indonesia mampu membanjiri Pasar Arab Saudi†ujar Bachtiar Saleh, Pelaksana Fungsi Ekonomi KJRI saat menerima kunjungan Delegasi tersebut.(gun/afc-win)