MBAH COCO DITUDUH MERANCANG KUDETA PSSI
Penulis : Cocomeo
Judul di atas, terkesan bombastis. Gosip, isu atau hanya seolah-olah informasi akurat, menjadi celoteh keseharian di lingkaran PSSI. Sejatinya rumor itu, kasak-kusuk di sekitar Ketua Umum PSSI, Komjen Pol (Purn) Mochamad Iriawan, yang populer dipanggil Iwan Bule. Lingkungan Ring 1 – ketum PSSI, menjadi “icon” sumber informasi pengetahuan, untuk mencari tahu, siapa mBah Coco?
mBah Coco, mengendus gosip, isu, kabar bohong dan rumor yang masuk ke kuping tipisnya, orang nomor satu di sepak bola nasional. Bahwa, FOOTBALL Is BACK yang digagas mBah Coco, dijadikan alat untuk kudeta PSSI.
Event mengumpulkan para legenda, hanya sebagai alat politik mBah Coco. Bahkan, jenderal mantan panglima, Cucu Somantri, sebagai wakil ketua umum PSSI. Gsipnya, ada dibalik kekuatan mBah Coco. Dan, mBah Coco itu, sampai tulisan ini ditayangkan, juga pemadat ganja permanen. Pokoknya, sliweran gosip, rumor dan kabar burung, beterbangan dan disadap mentah-mentah oleh Iwan Bule.
Sebut saja, Ring 1 di sekitar Iwan Bule, ada M. Nigara, Eddy Sofyan, Akmal Marhali, Alief Syachviar, atau Muchlis Hasyim. Mungkin, Wuryanto, sudah nggak ada di lingakaran tersebut. Mereka semua adalah teman dan sahabat serta saudara mBah Coco, sejak terjun di sepak bola nasional, tahun 80-an.
mBah Coco, tak pernah bisa marah, atau dendam dengan teman, sahabat dan saudara. mBah Coco, justru merasa bangga. Mengapa mereka terus menerus menjadi corong Iwan Bule, untuk memberitakan kejelekan, kabar burung, dan sepak terjang mBah Coco, seperti yang dituduhkan sesuai judul di atas.
Mumpung, masih segar bugar peristiwanya. Kebetulan, Iwan Bule, belum terlanjut tersesat masuk hutan belantara. mBah Coco, mencoba membuat surat terbuka, untuk Iwan Bule. Mudah-mudahan setelah membaca surat terbuka ini, sebagai nahkoda, tidak ikut tenggelam bersama, anak buahnya.
FOOTBALL Is BACK
mBah Coco, coba ingat-ingat (maklum sudah tuwir), menjelang acara reuni akbar, kangen-kangen, Sabtu, 11 Juli 2020, di Lapangan Sepakbola TNI-AU, MBAU Pancoran, Jakarta. Agar supaya, Iwan Bule tidak salah sangka, dan berpretensi negatif. Walaupun, sepak terjang tulisan Cocomeo, selalu menusuk tajam ke jantung, sadis, dan terkesan melanggar undang-undang IT.
Awalnya, Senin 22 Juni 2020, Risdianto menawarkan makan siang, di RM Gili-gili, Bogor. Tujuannya, untuk fokus menggelar event reuni para legenda sepak bola nasional. Namun, jauh-jauh sebelumnya, mBah Coco sudah sering telepon-telponan dengan Risdianto, Marsely Tambayong, Berti Tutuarima, dan David Sulaksmono. Untuk wacana reunian.
Seminggu, setelah Lebaran, tepatnya 30 Mei 2020, mBah Coco diajak makan siang di Le Meredian, bersama Eddy Syah dan Yon Moeis. Ini, pertemuan kedua mBah Coco, dengan Gede Widiade. Dua hari sebelum Lebaran, ujug-ujug mBah Coco di japri nomer baru, isinya “mBah Coco apa kabar, saya Gede W.” Adalah awal, pertemuan pertama, bersama mantan CEO Persija Jakarta 2017 – 18.
mBah Coco diajak nongkrong sore-sore selama PSBB dan bulan puasa, di Lapangan Sepakbola TNI-AU, MBAU Pancoran, 23 Mei 2020. Diam-diam mBah Coco, merasa tersanjung. Dulu tahun 2018, mau minta waktu ketemu Gede Widiade, sulitnya minta ampun. Kok, Sabtu sore itu, ngajak ketemuan.
Dalam pertemuan, kedua Minggu, 31 Mei 2020 di Le Meredian, Sudirman, mBah Coco memberanikan diri, untuk mohon, apakah bisa menggunakan Lapangan Sepakbola TNI-AU? Ditanya oleh Gede Widiade, “Untuk apa, sekarang sulit buat kegiatan, dimasa pandemik,” tegasnya.
Gimana, kalau mBah Coco, kumpulkan para legenda tim nasional senior dan yunior, main bola. Kangen-kangenan, dan makan malam. Nggak boleh ada penonton. Hanya mereka-mereka yang diundang, ditambah panitia?
“Bener bisa kumpukan mereka?” pertanyaan Gede Widiade. Dijawab mBah Coco,seharusnya para legenda senang, dan kemungkinan kecil, mereka menolak. Karena, mereka selalu ingin kangen bernostalgia bermain bola, seperti di jaman mereka menjadi selebritis di lapangan hijau.
“Kalau gitu, silahkan cari hari baik, jangan bulan Juni ini, bisa Juli atau Agustus. Siapa tahu, Anies Baswedan, sudah membuka transisi PSBB,” jawab Gede Widiade. “Kalau memang mereka bisa ngumpul, aku jadi tuan rumah yang baik. Jersey pemain, Jersey legenda, makan siang dan makan malam, hiburan musik, dan uang sakunya semua dari saya,” tambah Gede.
Dalam perjalanan pulang, mBah Coco dan Yon Moeis ngrumpi, seperti ketiban rejeki. Ternyata modal cocot, miski,.dan bukan siapa-siapa, bisa dipercaya Gede Widiade. Selama persiapan FOOTBALL Is BACK, dua kali ketemuan bersama pentolan-pentolan para legenda. Untuk mencari hari baik. Dan, terpilihan Sabtu, 11 Juli 2020.
Nggak tahu, pamer, atau kuping tipis, atau ngiri. Sejak itu, gosip murahan, dan isu di sekitar Lapangan TNI-AU, MBAU mulai santer, dan terkesan, ada unsur ingin digagalkan oleh gerombolan Ring 1, Iwan Bule. Bisa jadi, juga keinginan Iwan Bule?
mBah Coco, nggak habis pikir. Apakah para pecudang di sekitar Iwan Bule itu, ngiri? Atau, di sekitarnya, mau cari muka Iwan Bule? Atau, ingin cium pantatnya Iwan Bule? Intinya, peristiwa kangen-kangenan reuni para legenda itu. Sampai ke kuping Iwan Bule, bahwa tujuan mBah Coco, punya strategi ingin kudeta PSSI, dibawah “kursi panas” Iwan Bule.
Bayangan mBah Coco, mengapa para pecudang di sekitar Iwan Bule, begitu bodoh, jika tidak mau dikatakan dungu? Apakah mereka tidak paham aturan main, sebuah organisasi sepak bola? Atau, mereka hanya ingin mencari peluang, bisa cari muka tiap hari ke wajah Iwan Bule? Atau, mau cari uang? Kesimpulan singkatnya, orang di sekitar Iwan Bule itu, tak punya kreatifitas, tak punya solusi. Mereka tiap hari, hanya ingin cium pantatnya, doang !!!
Hanya lewat bisikan ke kuping Iwan Bule. Diprovokas, dan disruh hati-hati, dengan gerakan reunian yang digelar mBah Coco. Karena, motifnya mau kudeta. Desa-desus itu sangat mengeherankan. Kok bisa, Iwan Bule percaya dan didengar mentah-mentah, tanpa ada investigasi, atau cari second opinion.
Seminggu, sebelum 11 Juli 2020. mBah Coco, dapat japri undangan, dari para mantan legenda. Bahwa, Eddy Sofyan, Tommy Arief, sudah rapat dengan Berti Tutuarima, David Sulaksmono dan Nasir Salasa. Isi undangannya, siap menggelar acara yang sama, Sabtu tanggal 11 Juli, di PTIK, pukul 15.30 Wib (sama seperti acaranya mBah Coco), yang siap dihadiri Iwan Bule, pelatih Korsel Shin Tae-yong, para legenda timnas, serta skuad tim nasional U-20. Waduhhhhh, luar biasa sekali.
Tanpa menghiraukan, acaranya Eddy Sofyan, mBah Coco, tetap ingin mengundang Iwan Bule, dan juga Menpora Zainuddin Amali, serta Erick Thohir, menteri BUMN. Agar bisa hadir di acara FOOTBALL Is BACK, sabtu 11 Juli 2020, pukul 15.30, yang dibeli ANTV untuk streaming.
Karena event ini, sebetulnya, asyik-asyik dan happy-happy, serta kangen-kangenan, tanpa pretensi apa-apa. Maka, undangan japri mBah Coco, kepada Iwan Bule dan Zainuddin Amali, dan Erick Thohir ini, tujuannya hanya satu. Para petinggi di republik “mbelgedes” ini, bisa mendengar, ngobrol dan selfie-selfiean bareng legenda. Silahkan panggung acara ini milik mereka. Karena, dari dulu mBah Coco malu, jadi selebritis, dan ogah terkenal.
Karena merasa takut, jika ke-3 undangan para penggede ini, tak terbaca. Mbah Coco juga japri ke Eko Rachmanto, Media ofisial Piala Dunia U-20. Juga japri ke Eddy Sofyan. Kalau ke Menpora, japrian lewat M. Nigara.
Pesan singkat japri mBah Coco, “Ini momentum silahturahmi yang ciamik, jika Iwan Bule dan Zainuddin Amali, mau peduli dengan sepakbola. Maka, wajib kenalan dengan para legenda tim nasional. Event ini, panggungnya Iwan Bule dan Zainuddin Amali. Sedangkan, undangan Erick Thohir, lewat Hasani Abdulgani.
Tiga hari sebelum 11 Juli 2020, mBah Coco yang punya CCTV dimana-mana, terlihat malam-malam, plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, mendatangi rumah Gede Widiade. Kontennya, menanyakan, apa maksud dan tujuan menggelar event FOOTBALL IS BACK? Dan, segala macam tentang gerakan mBah Coco, kepada Gede Widiade.
Dua hari sebelum event, lagi-lagi ada petugas berpakaian sipil, entah itu suruhan Iwan Bule, atau Zainuddin Amali, atau suruhan para EXCO, anggota “kartel”., Terkesan ingin menyelidiki ke MBAU Pancoran. Tujuannya, curiga dan ingin menanyakan surat ijin keramaian, kepada pengelola Lapangan TNI-AU, Pancoran.
Dijawab oleh Kolonel Angkatan Udara, Kotot Sutopo Adji, bahwa acara Sabtu 11 Juli 2020, selain temu kangen para legenda tim nasional. Juga ada penyerahan tali asih, subangsih atau donasi untuk para legenda sepak bola, yang sedang melakoni penderitaan yang berkepanjangan. Jadi, nggak mungkin dibatalkan.
Karena, undangan maksimal 200 orang. Waktu bulan puasa, Gede Widiade pernah mengundang 3000 orang ngumpul di sini, ngambil bansos, nggak dilarang. Sekarang hanya 200 orang, dicuarigai. Apa maksudnya, dan siapa yang menyuruh? Orangnya, langsung kabur. Besok-besok, kalau nyuruh orang, harus berbobot dan berwibawa dikit. Jangan klemar-klemer, cemen !!!
Bersambung…..