Jakarta, reportasenews.com-Sebaran berita palsu atau hoax di media sosial sudah pada tingkat mengkhawatirkan. Bahkan institusi seperti TNI Angkatan Darat pun tak lolos dari berita hoax. Kepala Dinas Penerangan TNI-AD, Brigjen TNI M.S Fadhilah mencontohkan di media sosial itu ada 26 akun yang menamakan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, padahal Panglima sama sekali tidak memiliki akun medsos.
“Bahkan ada pula akun menamakan kepala staf TNI-AD Jenderal Mulyono, tapi fotonya pak muldoko (mantan Panglima TNI)”, kata Kadispenad dalam acara cofee morning di Kartika media centre Jakarta.
Ada pula berita hoax maklumat perang dari pemberontak papua Goliat Tabuni. Berita tersebut pertama kali muncul pada minggu 8 januari lalu, dan tersebar di berbagai media sosial. TNI-AD pun menyatakan informasi itu adalah palsu, setelah memeriksa langsung ke sumber data serta menanyakan langsung ke Goliat Tabuni.
“Itu justru yang menyebarkan itu yang berseberangan dengan Goliat Tabuni. Yang ingin punya nama juga. Kaitanya apa? Yaitu pilkada dan seterusnya”, kata Brigjen M.S Fadhilah geram.
Terkait hal tersebut, TNI Angkatan Darat berupaya menciptakan ketahanan informasi. Menurut dia, peredaran informasi bohong ini menjadi salah satu yang menganggu ketahanan nasional sehingga harus ada upaya antisipasi peredarannya.
“sadarlah apa yang dikatakan oleh panglima TNI tentang proxy War ini. kita sedang proxy war dan tidak hanya orang dalam negeri ini, luar negeri juga”, jelas Kadispenad.
Menurutnya, fenomena masyarakat haus informasi, tentu harus disikapi baik. Untuk itu, lanjut Fadillah, masyarakat harus cerdas dalam menggunakan teknologi. “Di era teknologi seperti ini, kita perlu mengontrol diri. Karenanya ketahanan informasi sangat penting untuk ke depannya. Ini kita terus menata,” pungkas Fadillah. (arc)