Jayapura, reportarenews.com – Setelah menempuh perjalanan 17 hari dengan jarak tempuh 3200 KM, akhirnya satu bentangan baja Jembatan Holtekamp, Kamis (21/12/2017) sekitar pukul 10.00 WIT tiba di Jayapura. Ketibaan bentang jembatan ini lebih cepat dua pekan dari perkiraan pengiriman sejak hari Bhakti PU pada 3 Desember lalu.
“Kita bersyukur saat ini menyaksikan langsung ketiaban rangka jembatan Holtekamp dari dikirim PT PAL Surabaya. ini semua berkat dukungan dan doa, serta kondisi cuaca yang selama perjalan sangat mendukung,” kata Kepada Balai Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah XVIII, Ir Osman Marbun kepada wartawan, kemarin.
Osman mengatakan, bentangan jembatan Holtekamp ini dirakit langsung di Surabaya, untuk satu bentangan memiliki bobot 2000 Ton dan panjang 112,5 Meter dan lebar 21 meter terdiri dari empat lajur dua jalur. “Nah untuk bentangan yang satunya lagi juga sedang dalam perjalanan, informasi terakhir sudah masuk di perairan Makassar,” kata Osman.
Sebagaimana desainnya, jembatan ini dapat digunakan hingga 1000 tahun kemudian. Secara teknikal, ketahanan jembatan sendiri sudah dilakukan uji terhadap gempa berkuatan 7,0 sc. “ Jadi dalam tes untuk ketahanan dan kekuatan jembatan ini bisa meredam gempa yang berkuatan hingga 7,0 sc,”jelasnya..
Ia mengatakan proses pemasangan bentangan ini direncanakan pada 15 Januari 2018, dengan cara di lifting dengan crem. kedua alat tersebut rencananya tiba pada 6 Januari. “Untuk lifting akan dilakukan masing-masing pelengkung, sambil menunggu ijin dari Komisi Keselamatan Jembatan sesuai analisis teknis dari para ahli yakni para profesor,” jelasnya.
Diakuinya juga, proses ini berjalan lebih cepat dari target sebagaimana kontrak dengan pihak konsorsium. “Kalau kontraknya selesai September untuk bentang tengah, ya kita harapnya pada Juni untuk proses bentang tengahnya sudah rampung, agar berikutnya kita akan fokuskan sisa pekerjaan yang belum tuntas yakni jalan pendekat dari Hamadi dan dari Holtekamp yang masih tersisa 7 KM lagi untuk menyesuakan lebar jalan, yang sebelumnya menjadi tanggung jawab kota,” katanya yang juga mengakui pembiayaan untuk bentang tengah jembatan menelan angka sekitar Rp943 Miliar.
Ia menambahkan, masih ada juga pembangunan jembatan penghubung, tinggal 300 meter yang saat ini sedang dikerjakan pemeirntah provinsi. “Ya kita harapkan sinergisitas antara pusat dan daerah dapat mempercepat terbunghnya Hamadi Holtekamp melalui jembatan ini,” katanya dengan keyakinan jambatan ini dapat digunakan sebelum PON 2020.
Menyangkut usulan rekor Muri, menurut Osman, dalam hal bentangan jembatan dimana selama ini belum pernah ada pengangkutan rangka jembatan sebesar 2000 ton, apalagi jembatan ini pelengkung, jadi mungkin keistimewaan jembatan ini diangkut dengan jarak tempuh yang sangat jauh 3200 KM. “makanya kita usulkan dalam rekor muri dan bisa menjadi catatan sejarah,” katanya
Untuk diketahui, Jembatan Holtekamp menjadi jembatan pertama terlebar di Indonesia dengan dua jalur empat lajur, dengan bahan krakatau still yang merupakan produk Indonesia. selain itu ada tambahan bahan baku dari China berupa peletakkan yang memenuhi persyaratan TKDNnya sebesar 4 persen. ( riy)