Penulis : Iwan Ahmad Sudirwan - Mantan Producer/Penyiar BBC London
Timnas Kalah Terhormat Di Final Piala AFF
Usai sudah perhelatan Piala AFF 2016. Hasilnya antiklimaks bagi Timnas setelah ditundukkan Thailand, 0-2, pada laga final leg 2 di Bangkok, Sabtu malam. Timnas kalah selisih gol 2-3.
Sayang, peluang Indonesia untuk menjadi juara Piala AFF yang pertama kali akhirnya melayang, hanya karena tiba-tiba Timnas bermain bertahan sejak kickoff. Begitu kata sebagian pendukung Tim Garuda. Sebagian lagi berpandangan Timnas memang tak mampu keluar dari tekanan lawan sepanjang laga, walaupun telah mencoba melancarkan serangan.
Berbagai komentar dilontarkan publik sepakbola nasional tentang penampilan Timnas di partai penentuan itu. Namun, menurut penulis, Timnas telah bermain maksimal dan berani bertarung sampai akhir, sekalipun belum berhasil menjadi juara. Indonesia tak perlu menjadi bad looser, dan bangsa Indonesia memang bukan pecundang yang buruk.
Indonesia kalah terhormat! Oleh karenanya, gagal di final, tak perlu disesali. Justru, sebaliknya, inilah momentum untuk membangun sepakbola Indonesia lebih baik lagi agar dapat berprestasi lebih tinggi.
Kini, Indonesia punya kesempatan untuk membentuk dan menyiapkan Timnas yang lebih kuat karena tim yang tampil membanggakan di final Piala AFF telah menyediakan fondasi yang dibutuhkan.
Namun, terlebih dahulu, segenap masyarakat Indonesia, seluruh stakeholder sepakbola nasional terutama PSSI dan pemerintah, sepatutnya berterimakasih kepada Timnas atas pencapaian yang jauh melebihi ekspektasi di ajang Piala AFF 2016.
Kita mesti menghargai usaha keras Timnas di medan laga yang sulit, menghadapi lawan-lawan yang, sesungguhnya, secara teknis lebih unggul dan jauh lebih siap.
Saat ini Indonesia punya modal yang sangat menjanjikan. Sebagian pemain Timnas saat ini memasuki usia emas, dan hampir separuh dari seluruh anggota tim merupakan pemain-pemain yang berusia di bawah 25 tahun, beberapa malah baru berumur 21 tahun.