Penulis : Isson Khairul | Editor : Didik Wiratno
Jakarta, Reportasenews – Sudah 5.730 lebih pasien di Wisma Atlet. Lonjakan itu terjadi hanya dalam hitungan hari. Hanya beberapa hari setelah libur Lebaran. Masih mau terus keluyuran? Masih doyan bikin kerumunan? Masih ogah pakai masker? Masih malas cuci tangan?
Pertanyaan gugatan itu dilontarkan Letkol Laut M. Arifin, saat ditemui di RSDC Wisma Atlet Kamis (17/06/2021) lalu.
“Lonjakan pasien ini menunjukkan abainya masyarakat pada protokol kesehatan. Yang terpapar bukan perorangan, tapi puluhan orang per wilayah, per kampung,” ujar Letkol M. Arifin selaku Kepala Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
https://www.youtube.com/watch?v=8Gvw4aE0wsg&t=327s
Dari 5.730 pasien tersebut, hampir 80 persen di antaranya adalah warga Jakarta. Sebagian mengaku mudik ke kampung pada Lebaran lalu. Ada yang meninggalkan Jakarta sebelum pelarangan mudik. Ada yang setelahnya. Letkol M. Arifin mendata, mana pasien yang mudik dan mana yang tidak mudik.
“Hampir imbang pasien mudik dan non-mudik. Dapat dipastikan, mereka terpapar karena abai pada protokol kesehatan,” tukas Letkol M. Arifin secara tegas.
Tentu ini realitas yang membuat kita miris. Boleh dibilang warga Jakarta bukan hanya abai, tapi menganggap remeh pandemi Covid-19. Kenapa disebut demikian? Secara informasi, warga Jakarta tak kekurangan info tentang bahaya Covid-19.
Berkali-kali Jakarta berada dalam situasi genting karena Covid-19. Nah, nyatanya, masih banyak yang abai. Masih banyak yang menganggap remeh dengan tidak menaati protokol kesehatan.

Dalam hal mudik, misalnya. Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal M. Fadil Imran mengatakan 1,2 juta orang keluar dari DKI Jakarta sebelum masa larangan mudik Lebaran 2021 berlaku.
Angka ini diketahui berdasarkan hasil evaluasi jumlah pemudik yang berangkat dengan kendaraan pribadi, kereta api, dan pesawat. Di masa pelarangan mudik 06-15 Mei 2021, lebih dari 2,6 juta warga meninggalkan Jakarta.
Setelah larangan mudik berakhir, jumlah warga yang meninggalkan Jakarta juga tidak kalah banyaknya. Substansi pelarangan mudik untuk mencegah kerumunan massa, nyaris kehilangan makna.
Dalam hal mengadakan acara yang menimbulkan kerumunan, juga demikian. Contoh akibatnya, delapan keluarga di RT 06/RW 03 Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, positif terpapar Covid-19.
Lurah Ciracas, Rikia Marwan mengatakan, delapan keluarga itu terkonfirmasi positif Covid-19 sejak 10 hari sebelum Lebaran. Perilaku warga di atas menunjukkan, sosialisasi bahaya Covid-19 yang bertubi-tubi, nampaknya tak cukup mempan untuk menyadarkan warga Jakarta agar menaati protokol kesehatan.

Letkol Laut M. Arifin sangat menyayangkan hal tersebut. Menurutnya, tanpa kesadaran warga, rantai penyebaran Covid-19 sulit diputus. Kini, akibat lonjakan pasien di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, para tenaga kesehatan di sana tentu saja bekerja lebih keras. Waktu istirahat mereka berkurang, meski kualitas pelayanan tetap diutamakan.
Sebagai gambaran lonjakan pasien, rerata pasien yang masuk ke RSDC per hari 600 orang, sementara yang keluar setelah dinyatakan pulih rerata 200 orang per hari. Jika perilaku warga tidak terkendali, maka dalam hitungan hari ke depan, RSDC Wisma Atlet bisa jadi penuh secara kapasitas.
Dengan posisi 5.730 pasien saat ini, bed yang tersedia di RSDC Wisma Atlet hanya sekitar 1.000 bed lebih sedikit. Jika mengacu kepada 600 pasien masuk per hari, maka sisa bed tersebut tentulah mencemaskan.
Sejauh ini, RSDC menjadi barometer dalam konteks keterisian. Minimnya sisa bed di RSDC, sekaligus mencerminkan minimnya sisa bed di rumah sakit rujukan Covid yang lain Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal M. Fadil Imran mengajak warga untuk sama-sama menjaga diri.
“Mari jaga diri, jaga keluarga supaya taat prokes, supaya kita cepat keluar dari persoalan pandemi ini,” ucap Fadil Imran, pada Kamis (17/06/2021).
Secara tegas, Kapolda Metro Jaya menyatakan, Jakarta sedang tidak baik-baik saja dalam konteks pandemi Covid-19. Semoga situasi-kondisi tersebut membuat kita sadar untuk menaati protokol kesehatan.