JAKARTA, REPORTASE – Baru saja warga Jakarta merasa tenang dengan permohonan maaf Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok  kepada umat Islam diseluruh Indonesia atas ucapannya yang menafsirkan Surat Al-Maidah ayat 51 saat dia berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, 27 september lalu.
“Saya sampaikan kepada semua umat Islam, ataupun orang yang merasa tersinggung, saya sampaikan mohon maaf. Tidak ada maksud saya melecehkan agama Islam ataupun Al Quran,” ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (10/10/16).
Ahok tak mengira ucapannya akan membuat gaduh.
“Saya minta maaf untuk kegaduhan ini. Saya pikir komentar ini, jangan diteruskan lagi. Ini tentu mengganggu keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucap Ahok.
Namun, di hari yang sama  warga Mampang Jakarta Selatan kembali resah dan gaduh dengan munculnya gambar berupa salib, yang diduga dibuat orang tak dikenal  ditembok pagar Masjid Al Falah, Mampang, Jakarta Selatan, sejak Sabtu (7/10).
Menurut Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Purwanta, sudah tiga orang yang dimintai keterangan terkait vandalisme ditembok pagar Mesjid Al Falah, Mampang.
“Kami sudah mintai keterangan saksi, termasuk Ketua DKM Mesjid dan dua orang saksi yang melihat orang yang diduga sebagai pelakunya,†kata Kompol Purwanta .
Sejauh mana hasil penyelidikan atas keterangan ketiga saksi itu, Purwanta belum bersedia menjelaskan lebih lanjut.
“Masih didalami penyidik,†tegasnya.
Majelis Ulama Indonesia meminta masyarakat Jakarta untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang negatif menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017.
Ketua MUI Ma’ruf Amin mengatakan bahwa saat seperti ini, provokator menggunakan kesempatan untuk merusak keadaan, sehingga semua pihak harus bersama-sama menjaganya.
“Kondisi Jakarta harus dijaga supaya tetap kondusif, artinya tidak ada konflik-konflik di lapangan. Masalah isu negatif kita salurkan dan proses melalui jalur hukum,” kata Ma’ruf, Minggu (9/10), seperti dikutip dari Antara.
Ma’ruf mengingatkan masyarakat jangan mudah terpengaruh dengan isu suku, ras, dan agama yang disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. (redaksi)