Korea Selatan, reportasenews.com – Sistem pertahanan rudal THAAD, yang secara kontroversial dikerahkan di Korea Selatan, sekarang mampu melawan rudal Korea Utara, kata beberapa pejabat AS.
Sistem Pertahanan Angkasa Tingkat Tinggi (THAAD, Terminal High Altitude Area Defense) yang dirancang oleh AS dan bertujuan untuk mendeteksi dan menembak jatuh rudal, instalasinya telah rampung dipasang di Korea Selatan dan telah mencapai kemampuan untuk menjalankan fungsinya, Reuters mengutip pejabat AS mengatakan.
“Pasukan AS di Korea mengkonfirmasikan sistem THAAD beroperasi dan memiliki kemampuan untuk mencegat rudal Korea Utara untuk mempertahankan Republik Korea Selatan,” kata juru bicara AS Pasukan AS di Korea, Kolonel Rob Manning kepada kantor berita Sputnik pada hari Senin.
Korsel menetapkan “ukuran kontrol zona operasi terbatas” di atas lokasi di mana THAAD berada pada tanggal 30 April, mengendalikan ruang udara. Baterai sedang dipersiapkan untuk operasi awal, tambah pejabat tersebut.
Sistem ini memiliki “kemampuan mencegat ditahap awal,” kata pejabat pertahanan, menurut NBC. Sistem ini akan beroperasi penuh akhir tahun ini saat komponen lainnya tiba, kata seorang pejabat AS kepada AFP.
Penyebaran THAAD telah ditentang oleh Cina, yang khawatir radar milik AS tersebut dapat digunakan untuk memata-matai wilayahnya, atau akan merusak keseimbangan strategis di wilayah ini. Bagi Cina ini membahayakan keamanan dalam negerinya.
Namun, AS menangkis tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa sistem tersebut hanya sarana pertahanan.
Pada bulan Maret, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang memperingatkan bahwa Cina akan “secara pasti mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi kepentingan keamanan mereka sendiri.”
Beijing telah melakukan serangkaian tindakan yang fokus pada kepentingan Korea Selatan sebagai balasan penekanan, seperti larangan pada kelompok tur wisatawan masuk wilayahnya.
Konglomerat bisnis multinasional bermarkas di Seoul, Lotte Grup, yang memiliki lapangan golf dimana THAAD ditempatkan, juga telah ditutup 85 outlet tokonya dari 99 gerai di China. Dan produsen mobil terbesar Korea Selatan, Hyundai Motor, telah mengeluh bahwa penjualan di China telah menurun secara signifikan.
Kesepakatan THAAD antara AS dan Korea Selatan dicapai pada bulan Juli 2016 dengan komponen pertama dari sistem yang mulai tiba pada awal Maret.
Seoul menyediakan lahan, sementara Washington diperkirakan akan membayar tagihan tersebut, sesuai dengan ketentuan kesepakatan tersebut.
Kesepakatan tersebut, bagaimanapun, telah dipertanyakan oleh Presiden AS Donald Trump, yang telah menggambarkan sistem anti rudal tersebut sebagai “canggih dan fenomenal,” karena mampu merontokan rudal lawan langsung dari langit.
Trump kemudian mengangkat masalah dana THAADS dan “menodong” Korsel agar mau membayar tinggi untuk jasa perlindungan AS itu.
“Saya memberi tahu Korea Selatan, akan enak jika merekarudal membayar. Ini sistem bernilai miliaran dolar, “kata Trump.
Seoul dengan tegas menolak mengubah ketentuan kontrak.
“Tidak ada perubahan di Korea Selatan dan posisi Amerika Serikat bahwa pemerintah kita menyediakan lahan serta fasilitas pendukungnya dan AS menanggung biaya penyebaran, operasi dan pemeliharaan sistem THAAD,” kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Penyebaran tersebut dilakukan dengan latar belakang meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea menyusul beberapa peluncuran rudal yang dilakukan oleh Pyongyang dan AS memperingatkan bahwa “konflik besar” adalah sebuah kemungkinan. (Hsg)