Situbondo, reportasenews.com -Para petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Situbondo, mereka menolak dengan tegas rencana pemerintah yang akan menutup tiga pabrik gula (PG) di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, dengan alasan inefisiensi.
Tiga PG yang direncanakan ditutup oleh pemerintahan Presiden RI Joko Widodo , masing-masing adalah PG Olean, PG Wringin Anom dan PG Panji, ketiganya terletak di sekitar kota Situbondo.
“Sebenarnya petani tebu mendukung alasan efisiensi atau revitalisasi yang akan dilakukan pemerintah kepada tiga pabrik gula, karena itu lebih menguntungkan petani, cuma kalau dengan alasan tersebut akan menutup pabrik gula, ini yang harus kita tolak,” kata Ketua APTRI Kabupaten Situbondo, H. Taufik, Senin (23/1/).
Menurutnya, rencana penutupan pabrik akan berdampak pada sosial ekonomi masyarakat dan akan menimbulkan kesenjangan sosial. Oleh karenanya pemerintah harus menelaah kembali rencana tersebut, sebab ada sekitar 2000 warga Situbondo yang akan kehilangan pekerjaannya jika tiga pabrik gula tersebut benar-benar ditutup.“Sebab, dampak sosial ekonominya akan sangat besar dan itu tidak baik serta akan menimbulkan kesenjangan social di Kabupaten Situbondo,” tegasnya.
Taufik juga meminta kepada jajaran direksi PTPN XI untuk transparan terhadap penyebab kerugian yang ditimbulkan tiga pabrik gula tersebut, agar alasan inefisiensi tersebut bisa diterima oleh publik, khususnya para petani tebu di Kabupaten Situbondo.
“Saya pernah mengusulkan adanya transparansi dari pihak direksi PTPN, diadakan audit, dihitung kembali lah, masalahnya apa, seperti olean dengan rendemen 6 kemudian PG Semboro dengan rendemen 4 dan 5, katanya lebih menguntungkan Semboro, nah petaninya kan tambah rugi ini,” tegasnya.
Taufik juga mengeluhkan tidak adanya kredit yang membantu pembiayaan petani tebu, namun meskipun demikian hingga saat ini petani tebu mampu berdikari dan masih eksis bahkan bertambah banyak.
“Kami sanggup memasok tebunya, tetapi disisi lain ini kami terkendali dari pembiayaan, makanya saya berharap tolong diperjuangkanlah terkait kredit yang membantu pembiayaan itu,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto mengatakan, menolak rencana pemerintah untuk menutup tiga pabrik gula di Kota Santri ini. Ia berjanji akan terus berupaya agar tiga pabrik tersebut tidak ditutup.
“Kita sudah menghubungi pemerintah provinsi dan juga DPR RI yang sudah turun ke lokasi ketika kita beri informasi, saya rasa ini bahan yang cukup berharga untuk menseimbangkan informasi yang diperoleh dari kementrian BUMN,” kata Bupati
Menurut Bupati, rencana pemerintah yang akan meningkatkan kapasitas giling PG Asembagus di Situbondo yang semula 3000 ton menjadi 6000 ton giling perhari (TCD) tidak akan mampu mengakomodir produktivitas tebu di Situbondo, oleh karenanya Bupati berharap pemerintah membuat pabrik gula baru dengan teknologi modern untuk menepis kekuatiran petani.
“Kapasitas 6000 TCD harus dipertimbangkan ulang, minimal kami memperjuangkan ada dua pabrik gula dengan mesin yang baru, sehingga potensi petani yang selama ini menarik diri menanam tebu tidak beralih ke komoditas lain,” pungkasnya.(fat)