Menu

Mode Gelap

News Feed · 3 Jul 2017 13:00 WIB ·

Tim Robotika All-girl Afghanistan Dilarang Masuk AS, Tapi Robot Mereka Boleh Masuk


					Tim robotika Afghanistan dilarang masuk ke AS/ Global Media Perbesar

Tim robotika Afghanistan dilarang masuk ke AS/ Global Media

Afganistan, reportasenews.com – Inilah dampak peraturan imigrasi rezim Trump, kali ini memakan korban diajang kompetisi sains robotika internasional. Tim Robotika all girl dari Afghanistan dilarang masuk ke Amerika, yang boleh masuk hanya robot buatan mereka.

Keenam gadis ini menangis ketika mendengar bahwa mereka tidak bisa mendampingi mesin ciptaan robot mereka ke Washington DC untuk menghadapi tantangan robotika internasional.

Enam gadis remaja dari Afghanistan telah ditolak visanya untuk masuk AS untuk mengikuti kompetisi robotika internasional, namun mereka diizinkan mengirim alat pemilah bola mereka untuk bersaing tanpa mereka.

Seluruh tim perempuan ini menangis ketika mereka mendengar bahwa mereka tidak dapat mengantar mesin mereka ke Washington DC untuk Tantangan Global Pertama, sebuah kontes tahunan untuk siswa sekolah menengah dari seluruh dunia.

Mereka telah dua kali berjalan kaki sekitar 500 mil dari Herat, sebuah kota di Afghanistan barat, ke kedutaan Amerika di Kabul untuk mengajukan visa perjalanan satu minggu.

Namun usaha mereka terbukti sia-sia karena pejabat AS menolak permohonan mereka menyusul serangkaian wawancara.

Ketua teknologi wanita pertama di Afghanistan, Roya Mahboob, yang mendirikan perusahaan perangkat lunak Citadel, mengorganisir tim all-girl tersebut dan mengatakan bahwa mereka “menangis sepanjang hari” setelah mereka ditolak.

Semangat mereka langsung hancur berkeping. Untuk sebuah kompetisi sains, peraturan imigrasi AS terdengar memang lumayan bodoh: manusia dilarang masuk AS, tapi robotnya boleh.

Dia mengatakan kepada Forbes: “Ini adalah pesan yang sangat penting bagi masyarakat kita. Robotika sangat, sangat baru di Afghanistan”.

Gadis-gadis tersebut membuat mesin robot pemilahan bola yang akan mereka kirim untuk bersaing dengan 163 mesin lain pada “first challenge” di bulan Juli, dan akan muncul di acara tersebut melalui link video dari Herat.

Mahasiswa pascasarjana dari Carnegie Mellon University di Pennsylvania membantu siswa memprogram robot mereka, namun tim tersebut harus menunggu selama berbulan-bulan sementara petugas bea cukai memeriksa bahan baku dari alat mereka di tengah kekhawatiran bahwa Isis dapat menggunakan robot untuk melakukan teror di seluruh wilayah tersebut.

Robot tim Afghanistan sekarang memiliki izin untuk melakukan perjalanan.

Salah satu anggota tim, Fatemah, 14, mengatakan kepada Forbes: “Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kita dapat melakukannya, kita hanya butuh kesempatan.”

Presiden Global Joe Sestak mengatakan bahwa gadis-gadis itu adalah “wanita muda yang luar biasa pemberani” dan mengatakan kepada Forbes bahwa dia kecewa karena mereka tidak diizinkan bepergian ke AS.

Hanya tim dari Afghanistan dan Gambia yang telah ditolak visa perjalanan, sementara pelajar dari Iran, Irak, dan Sudan boleh hadir.

Catatan Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa hanya 32 visa perjalanan bisnis yang diberikan untuk orang Afghanistan pada bulan April, jauh lebih sedikit daripada yang dikeluarkan oleh orang Irak atau 1.492 aplikasi yang diterima di Pakistan pada bulan yang sama.

Jonathan Blanks, seorang komentator media dan peneliti di Institut Cato, tweeted dengan nada sinis: “Saya merasa ‘lebih aman’ sekarang karena kita telah menolak kesempatan seumur hidup untuk sekelompok gadis yang negara mereka telah kami bom sejak kelahiran mereka.” (Hsg)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Direktur CBA Kembali Desak Kejagung Usut Kerjasama PT KAI Logistik dengan PT SLS

19 Juni 2025 - 12:28 WIB

Keterangan Hinca Panjaitan di Sidang MK Merubah Fungsi DPR dari Wakil Rakyat Menjadi Wakil Pemerintah

19 Juni 2025 - 10:11 WIB

CBA Desak Bareskrim Panggil Direksi PT Artajasa Terkait Kasus Bank DKI

13 Juni 2025 - 19:44 WIB

Takdir Tuhan, Vishwashkumar Ramesh Satu-satunya Penumpang Selamat dalam Tragedi Air India

13 Juni 2025 - 19:09 WIB

Uji Materi Perpu 49 PUPN, Jimly Asshiddiqie : Pendapat Ahli Sudah Didengar Tunggu Saja Putusan MK

13 Juni 2025 - 11:36 WIB

Presiden Prabowo Naikan Gaji Hakim Hingga 280 Persen

12 Juni 2025 - 17:05 WIB

Trending di Nasional