Probolinggo, reportasenews.com – Para traveller ketika mendengar di wisata Kabupaten Probolinggo, pasti berpikir tentang Gunung Bromo, Air Terjun Madakaripura atau Pantai Bentar. Tapi tahukah anda di Kabupaten Probolinggo juga ada tempat wisata lain yang tak kalahmenarik. Salah satunya terdapat di Kecamatan Tiris.
Dunia sudah mengakui Gunung Bromo sebagai destinasi wisata rujukan para turis lokal dan mancanegara, tetapi anda juga harus melihat keindahan alam wisata lainnya yang tidak kalah eksotis.
“Kami ingin mengenalkan kepada dunia bahwa Kabupaten Probolinggo mempunyai banyak pilihan destinasi wisata yang sangat eksotis. Bahkan dengan akomodasi dan biaya yang sangat murah,†kata Kabag Kominfo Pemerintah Kabupaten Probolinggo Yulius Christian.
Tiris merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Pegunungan Argopuro dan Gunung Lemongan. Tempat ini menyimpan keindahan alam yang tidak akan membuat kita bosan untuk mengunjunginya.
Salah satu keindahan alamnya adalah adanya beberapa ranu (danau) alami, diantaranya Ranu Agung, Ranu Segaran, Ranu Segaran Kidul, Ranu Merah dan Ranu Gedang. Semua bisa dinikmati sekaligus saat berkunjung ke Tiris. Salah satu yang menjadi favorit wisatawan adalah Ranu Agung yang lokasinya beradi di Desa Ranu Agung.
Selain 5 ranu tersebut, Tiris juga mempunyai air terjun Mukjizat di Desa Andung Biru, Pemandian Air Panas Tiris dekat Ranu Segaran. Kemudian ada Candi Kedaton dan Perkebunan Teh Gambir di Desa Andung Biru. Dan yang paling memacu andrenalin adalah arum jeram di Sungai Pekalen yang berhulu di Dusun Angin-angin Desa Ranu Gedang.
“Kecuali wisata arum jeram yang dikelola secara profesional, semua destinasi wisata alam itu masih dikelola masyarakat setempat lewat kelompok sadar wisata (Darwis),†tutur Camat Tiris Robby Siswanto.
Tiris menurut Robby, memiliki mitologi sejarah “Dewi Rengganis†yang konon ceritanya berkedudukan di sepanjang lereng Pegunungan Argopuro. Bukti cerita ini dapat dijumpai dengan adanya “Candi Kedaton†di Desa Andung Biru.
“Kita bisa membacanya lewat relief yang ada di kaki candi tersebut,†ungkapnya.
Pada masa kerajaan Majapahit tahun 1293 M, wilayah Tiris pada masa itu masuk dalam kekuasaan Keraton Lamajang yang dipimpin oleh Prabu Minak Koncar. Pada masa inilah bumi Tiris mulai dirambah oleh penebang kayu atau perambah hutan dari Desa Ganding (kini Desa Gading Kecamatan Gading) dan Desa Pajarakan.
Perambah hutan kala itu mulai membuat pemukiman kecil sebagai tempat persinggahan yang bernama Kedaton. Lama kelamaan pemukiman itu mulai ramai dihuni oleh orang. Para perambah hutan juga membuat pemukiman di sekitar danau atau ranu yang belum ada namanya. Baru setelah dikunjungi oleh Prabu Hayam Wuruk dalam expedisinya pada Kamis Pahing tertanggal Raspati Jenar atau 4 September 1359 M, lalu diberi nama Ranu Segara (kini Ranu Segaran).
“Bahkan jauh sebelumnya, yakni pada masa Kerajaan Singosari tahun 1222 M, hutan belantara yang berada di antara Pegunungan Hyang (Argopuro) dan Gunung Puji (Gunung Lemongan) menjadi tempat bertapanya Ken Arok. Raja yang bergelar Prabu Sang Amurwa Bumi tersebut bertapa ketika masih belum menjadi raja Singosari,†timpal Abdul Rahman, penulis buku Catatan Perjalanan Memungut Serpihan Sejarah.
Selain mempunyai destinasi wisata sarat mitologi yang sangat menakjubkan, pada saat musim buah di sepanjang jalan Tiris, wisatawan akan menemui banyak penjual aneka buah. Semisal durian, alpukat, rambutan, pisang dan manggis lokal Tiris. Harganya lumayan murah. Selain membantu warga lokal, lumayan juga sebagai hidangan penutup mulut. (Dic)