Jakarta,reportasenews.com – Jaksa Agung Muda Intelejen (Jamintel) Adi Toegarisman menegaskan, keberadaan Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan (TP4) diharapkan akan bisa membantu pemerintah dalam upaya mengatasi masalah krisis listrik. Mengingat, keberadaan TP4 dapat memberikan pengawalan dan pengamanan pada proyek pengadaan pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW) yang tengah digarap Perusahaan Listrik Negara (PLN).
“Kita harapkan proyek pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW dapat menjadi gerbong utama kemajuan bangsa,” kata Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Adi Toegarisman pada acara Penandatanganan Proyek 35.000 MW di Kantor Pusat PLN Jakarta, Jumat (17/3).
Pada kesempatan tersebut, Jamintel menyaksikan penandatanganan kontrak pengadaan transmisi 500 kV Jalur Utara Jawa, kontrak proyek pembangkit 927,5 MW dan surat penunjukan (LOI) 898 MW yang merupakan bagian dari proyek pengadaan pembangkit listrik 35 ribu MW.
Menurutnya, ketiga proyek itu mendapat pengawalan dari TP4, mulai dari tahapan tender hingga penentuan pemenang.
“Kita harapkan keberadaan TP4 ini akan mempercepat pelaksanaan proyek sehingga pemerataan listrik dapat segera terwujud,” kata Jamintel menambahkan.
Menurut Adi, keberadaan TP4 merupakan paradigma baru dalam penegakan hukum yang mengedepankan pencegahan ketimbang penindakan.
Keberadaan TP4 bertujuan untuk menghapus keragu-raguan aparatur negara dalam mengambil keputusan, memperbaiki birokrasi sehingga mempercepat terwujudnya program-program strategis serta mengoptimalkan penyerapan anggaran.
“Artinya, melalui TP4 ini kami juga mengingatkan orang untuk tidak berbuat salah, sehingga akan membangun budaya hukum baru,” kata Jamintel.
Diungkapkan, sebelum mengawal tiga proyek di atas, kerja sama antara TP4 dan PLN sudah pernah mencatatkan prestasi membanggakan. Dalam pengadaan penyewaan pembangkit listrik terapung di lima wilayah di Indonesia, pendampingan hukum yang diberikan TP4 membuat PLN berhemat Rp1,5 triliun per tahun.
TP4 juga ambil andil mempercepat pembangunan transmisi Tanjung Uban – Sri Bintan – Air Raja – Kijang dan Gardu Induk Sri Bintan dari dua tahun menjadi 3 bulan. Percepatan itu membuat PLN berhemat Rp11,26 miliar per bulan.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Sofyan Basyir mengapresiasi bantuan TP4 yang membuat proyek PLN selesai tepat waktu, bahkan beberapa lebih cepat dari tenggat yang ditentukan.
Dengan pengawalan dan pengamanan yang diberikan TP4, Dirut PLN optimis dalam waktu dekat semua masyarakat Indonesia dapat menikmati pasokan listrik.
“Saya mengucapkan terima kasih karena berkat bantuan TP4 proyek yang kami jalankan bisa selesai tepat waktu dan tepat kualitas,” kata Sofyan Basyir. (aksa)