NEW YORK, REPORTASE-Ditengah keterkejutan sebagian besar warga dunia, Donald Trump akhirnya terpilih sebagai presiden Amerika Serikat ke-45. Ia yang selama masa kampanye ditentang anggota partainya sendiri, secara menakjubkan berada di puncak jabatan bergengsi,
Hillary Clinton yang digadang-gadang akan membuat sejarah sebagai presiden perempuan pertama AS, gagal mewujudkan keunggulan dijajak pendapat. Nampaknya, para pemilih agak muak dan curiga dengan system politik yang dibawa Hillary.
Setelah menjalankan kampanye yang cenderung memecah belah, Trump terdengar nada bicaranya lebih murah hati dengan mengharapkan  rekonsiliasi dengan Hillary Clinton.
Dalam pidato pertamanya setelah menyatakan dirinya menang, dihadapan pendukungnya, Trump pengusaha property dan selebriti berusia  70 tahun yang belum pernah mencalonkan diri, siap untuk menjadi presiden tertua yang pernah terpilih untuk masa jabatan pertama.
“Hillary telah bekerja sangat lama dan sangat sulit selama periode waktu yang panjang dan kami berutang besar padanya dan berterima kasih atas jasanya pada negara,†kata Trump,
Hillary Clinton telah menelpon Trump secara pribadi untuk mengucapkan selamat.
“Dengan rasa tulus, sekarang saatnya bagi Amerika untuk mengobati luka-luka. Kita harus bersama-sama bersama Partai Republik, Demokrat dan independen di seluruh bangsa ini bersatu,†tukas Trump.
Trump berjanji dalam pemerintahannya mendatang, pemerintah AS akan mencari yang terbaik.
Ia berjanji dalam hubungan dengan negara-negara lain, untuk sementara akan mendahulukan kepentingan Amerika. Namun, dalam kerangka hubungan luar negeri semua negara akan ditempatkan pada posisi yang adil.
“Kami akan mencari kesamaan, bukan permusuhan,” janjinya.
Raja real estate ini tak lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada istrinya, Melania dan anak-anaknya atas kesabaran mendampingnya selama kampanye. (wp/tat)