Arab Saudi, reportasenews.com – Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak keduanya akan menghadiri forum anti-terorisme yang didominasi pemimpin Muslim di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, di mana mereka akan hadir dalam pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump.
Lebih dari 50 kepala negara negara berpenduduk mayoritas Muslim dan pakar keamanan akan menghadiri Forum Riyadh yang berjudul, Melawan Ekstrimisme dan Melawan Terorisme, pada hari Minggu, yang disponsori oleh 34 anggota Aliansi Militer Islam untuk Melawan Terorisme.
PM Pakistan Nawaz Sharif dan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah juga akan hadir.
Dengan Riyadh pemberhentian pertama dalam perjalanan luar negerinya yang pertama sebagai Presiden, Trump akan menandatangani kontrak senilai US $ 10 miliar untuk memasok senjata ke Arab Saudi, demikian laporan The Financial Times.
Melalui apa yang merupakan salah satu kesepakatan senjata terbesar dalam sejarah, dia berharap dapat membantu membentuk “NATO Arab” untuk memerangi Iran. Trump juga akan menyampaikan pidato tentang bagaimana memerangi Islam radikal, hanya sebulan setelah Trump membuat larangan kontroversial di Amerika untuk “penghentian total dan menyeluruh” umat Islam memasuki AS.
“KTT ini akan menunjukkan kepada Presiden Trump bahwa semua negara Islam tidak ada hubungannya dengan ISIS,” Duta Besar Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi mengatakan kepada The Jakarta Post pada hari Selasa.
“Mereka tidak mewakili Islam. Kami memerangi orang-orang ini dan mereka menipu orang-orang kita, pemuda kita, untuk berkelahi dengan mereka. ”
Delegasi kabarnya akan membahas masa depan terorisme, penyebaran ekstremisme melalui media sosial dan kaitan antara terorisme dan korupsi.
“Kita harus memastikan bahwa barbarisme yang kita lihat di Suriah dan Irak berakar,” kata Najib dalam sebuah op-ed yang akan diterbitkan dalam bahasa Inggris di Saudi Gazette pada hari Minggu. “Kita harus menunjukkan bahwa kita siap menghadapi teror dengan cepat dan tegas dimanapun dan kapan pun ia menampakan dirinya. Kita tidak menyerah. ”
“Kami tahu bahwa Presiden Donald Trump berkomitmen untuk memberantas Negara Islam. Di bawah kepemimpinan saya, maka Malaysia akan – seperti seharusnya semua negara Muslim pada KTT ini dan seterusnya, “katanya.
Pemimpin Indonesia dan Malaysia dicadangkan memberikan komentar mereka tentang Trump, retorika kebencian Trump tentang Islam telah membangkitkan kemarahan di antara banyak negara mayoritas Muslim Asia Tenggara.
Selain itu, sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa dukungan Presiden Trump diam-diam terhadap kampanye presiden Filipina Rodrigo Duterte terhadap obat bius dan narkotika telah merusak citra Amerika Serikat di wilayah tersebut.
Namun demikian, Wakil Presiden AS Mike Pence memuji “inspirasi dunia” Indonesia dalam sebuah kunjungan kenegaraan ke Jakarta bulan lalu. “Di negara Anda, seperti dinegara saya, agama menyatukan, tidak membedakan,” katanya.
Trump dan Pence telah berkomitmen untuk menghadiri KTT ASEAN pada bulan November, mengunjungi Vietnam dan Filipina, dalam peringatan lima puluh tahun organisasi regional tersebut.
Pada hari Minggu, para pemimpin di Ridayh juga akan menghadiri peresmian Global Center for Combating Extremist Ideologies.
“Islam yang otentik adalah agama pencerahan, peradaban dan keilmuan, bukan kehancuran dan kematian,” tambah Najib. (Hsg/ asiancorrespondent)
