Menu

Mode Gelap

Internasional · 18 Agu 2017 13:45 WIB ·

Trump Lempar Tweet Menjijikan Pasca Insiden Barcelona: “Celupkan Peluru Kedarah Babi Untuk Menembak Teroris”


					Trump Lempar Tweet Menjijikan Pasca Insiden Barcelona: “Celupkan Peluru Kedarah Babi Untuk Menembak Teroris” Perbesar

Amerika, reportasenews.com – Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Kamis di Twitter bahwa pemerintahannya mengecam serangan teroris hari itu di Barcelona, Spanyol.

Tweet itu tampak biasa saja, namun setelah itu dia menambahkan dengan tweet kedua yang membuat semua orang terkejut dan merasa jijik dengan isi Tweet Trump.

Trump melempar tweet sebuah “cerita palsu” tentang sejarah dimasa silam saat AS memukul terorisme Islam di Moro Filipina dengan menembak orang-orang Muslim ‘dengan peluru yang dicelupkan ke dalam darah babi’.

Moro sejak dahulu memang dikenal sebagai wilayah dimana basis muslim terbesar dan terkuat ada disana sampai kini. Dimasa silam wilayah ini bergolak akibat penjajahan asing disana dan para pejuang muslim keluar mengangkat senjata melawan tekanan asing.

“Pelajari sejarah apa yang dilakukan Jendral Persing (Amerika) terhadap teroris saat tertangkap oleh dia. Tidak ada lagi Teror Islam Radikal selama 35 tahun! ” Presiden men-tweet.

Fatalnya adalah, Trump membuat cerita merujuk pada sejarah penjajahan AS di Filipina yang dikendalikan oleh John ‘Black Jack’ Pershing itu adalah salah besar, karena data sejarahnya tidak berbunyi demikian.

Sontak cuitan Trump yang ngawur itu mengundang protes keras dari semua penjuru. Host CNN, Jake Tapper menyebutnya itu sebagai ‘kebohongan’. Beberapa netizen dan media menyebut itu sebagai ‘menjijikan’.

Lantas siapakah Jendral Pershing? Dia ini adalah seorang Jendral yang pernah menjadi gubernur diwilayah jajahan AS di Propinsi Moro Filipina pada saat itu. Amerika tercatat sejarah pernah menjajah Filipina. Trump “berlagak cerdas bak intelek” mengutip sebuah cuplikan peristiwa dari Jendral Pershing dan ternyata itu salah.

Trump mengatakan, “Mereka mengalami masalah terorisme, seperti yang kita alami saat ini,” kata Trump. “Dia menangkap 50 teroris yang melakukan kerusakan luar biasa dan membunuh banyak orang, dan dia mengambil alih 50 teroris, dan dia membawa 50 orang dan dia mencelupkan 50 peluru dengan darah babi.”

‘Dan dia menyuruh orang-orangnya memuat senapannya, dan dia mengantarkan 50 orang tersebut, dan mereka menembak orang-orang itu, dan orang ke-50, dia berkata; ‘Kamu kembali ke bangsamu dan kamu ceritakan apa yang terjadi’. ‘

“Dan selama 25 tahun,” Trump mengakhiri, “tidak ada masalah. Selama 25 tahun tidak ada masalah. Baik? Dua puluh lima tahun, tidak ada masalah. Jadi sebaiknya kita harus mulai menjadi tangguh! ‘

Celakanya bagi Trump, adegan “mencelupkan peluru kedalam darah babi” itu tidak pernah terjadi. Trump jelas meracau ngawur dengan kalimat menjijikan.

Asal-usul cerita ngawur soal darah babi itu pernah ada dalam artikel Chicago Daily Tribune terbit tahun 1927 yang menggambarkan Jendral Pershing menyiram beberapa tahanan Muslim dengan darah babi, yang diyakini akan menghukum jiwa mereka.

Artikel di Chicago Tribune mengklaim bahwa ‘tetes darah babi itu terbukti lebih kuat daripada peluru.’

Bahkan cerita surat kabar itu tidak pernah menyebutkan bagaimana proses eksekusi atas militan muslim, tampaknya ini cerita hanya karangan omong kosong saja.

Sejarawan Texas A & M University Brian McAllister Linn mengatakan kepada Politifact tahun lalu, bahwa cerita ini adalah ‘sebuah rekayasa fabrikasi dan telah lama didiskreditkan. Saya kagum cerita ini masih berputar. ‘

ScreenShot020

Christopher Einolf, seorang ahli dan penulis Universitas DePaul, menambahkan: ‘Saya tidak pernah menemukan indikasi bahwa itu benar dalam penelitian ekstensif tentang pengalaman selama bertugas di Moro. Hal semacam ini akan sangat bertentangan dengan karakternya. “

Dan Michael H. Hunt, seorang sejarawan emeritus di University of North Carolina mengatakan kepada Politifact bahwa Pershing tidak menghancurkan sebuah pemberontakan.

Daerah Moro ‘tetap dalam kerusuhan konstan selama masa pemerintahan Amerika dan memasuki masa kemerdekaan, hingga saat ini.’

Saat melakukan kunjungan di South Carolina 18 bulan yang lalu, Trump mengatakan bahwa ceritanya ini adalah bukti bahwa ‘kita sebaiknya sudah mulai menjadi tangguh dan sebaiknya kita mulai waspada, dan sebaiknya kita mulai menggunakan kepala kita atau kita tidak akan punya negara.’

‘Omong-omong,’ tambahnya, ‘ini adalah sesuatu yang bisa Anda baca di buku sejarah. Tidak semua buku sejarah menyebutkan, karena mereka tidak suka mengajar ini.’

Menjijikan dan tidak berdasar. Seharusnya Presiden ini membaca sejarah dengan benar daripada mengikuti kebencian bigotrinya. (Hsg)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

CBA : Copot Semua Jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Bank DKI !

17 April 2025 - 08:55 WIB

DPR RI akan Bongkar Salinan Putusan Mahkamah Agung Palsu !

15 April 2025 - 08:54 WIB

Penggelapan Jaminan 452 Hektar, Siapa Berbohong ? BI atau Kemenkeu ?

23 Maret 2025 - 13:49 WIB

Kemenkeu, Sri Mulyani dan Gubernur BI, Perry Warjiyo. (foto. Ist)

Mengawali Masa Siaga Ramadhan, PLN UIT JBT Lakukan Audiensi dengan BPN, Perkuat Kolaborasi Pengamanan Aset

13 Maret 2025 - 20:20 WIB

Membedah Kontroversi Putusan Mahkamah Agung No. 1688 dan Pidato Presiden Prabowo

25 Februari 2025 - 07:45 WIB

20 Februari 2025 - 08:10 WIB

Trending di Hukum