Menu

Mode Gelap
Arus Mudik Lebaran di Pelabuhan Dwikora Pontianak Mulai Padat

Internasional · 13 Apr 2017 11:00 WIB ·

Trump Sebut Amerika Tidak Akan Terjun di Suriah, Sebut Bashar “Binatang”


					Trump Sebut Amerika Tidak Akan Terjun di Suriah, Sebut Bashar “Binatang” Perbesar

Amerika, reportasenews.com – Presiden AS, DOnald Trump mengatakan bahwa AS tidak akan terjun bertempur di Suriah, dan menyebut presiden Suriah Bashar Assad sebagai “binatang”.

Trump mengatakan itu dalam wawancara dengan FOX tv dipandu pembawa acara Maria Bartiromo.

“Tapi kalau aku melihat mereka menggunakan gas.. bila kamu menjatuhkan gas atau bom atau barel bom – barel besar dengan dinamit – dan menjatuhkannya tepat di tengah-tengah sekelompok orang … Anda melihat anak-anak putus lengannya, tanpa kaki, tidak ada wajah. Ini [Presiden Suriah Bashar Assad] adalah binatang,”tambahnya.

Trump mengklaim bahwa bahkan “beberapa tiran terburuk di dunia tidak menggunakan jenis gas yang mereka gunakan.”

Trump mengatakan ia segera memanggil Menteri Pertahanan AS James Mattis setelah muncul laporan tentang insiden di provinsi Idlib ketika sebuah bom membawa bahan kimia meledak ditegah kerumunan penduduk sipil. .

“Saya berkata‘Apa yang bisa kita lakukan?’ Dan mereka kembali dengan sejumlah alternatif yang berbeda. … Kami memukul mereka sangat keras,”katanya.

Pihak Amerika dan Inggris memang getol sekali mendongkel Presiden Suriah sejak lama. Segala cara akan dipakai agar mereka dapat menggulingkan Bashar termasuk tuduhan memakai bom kimia di Idlib yang dibantah oleh Suriah bukan miliknya tetapi ditembakan dari arah lain oleh pihak ketiga.

AS telah berulang kali menuduh Moskow mendukung Assad, mengklaim bahwa Rusia menanggung bagian dari tanggung jawab atas perbuatannya dengan membunuhi penduduk sipil memakai bom kimia..

“Putin mendukung pemerintahan yang benar-benar berisi manusia yang jahat, saya pikir itu sangat buruk bagi Rusia, saya pikir itu sangat buruk bagi umat manusia, itu sangat buruk bagi dunia ini,” tambah Trump.

Pada tanggal 7 April, AS membalas serangan bom kimia itu dengan menembakkan 59 rudal jelajah Tomahawk kearah wilayah Pangkalan Udara Shayrat di Suriah. Serangan roket itu diperintahkan oleh Trump dalam menanggapi dugaan serangan kimia di kota Khan Shaykhun yang terjadi pada 4 April.

Tentara Suriah mengecam serangan Washington sebagai “agresi terang-terangan,” mengklaim bahwa itu membuat posisi AS menjadi rekan seperjuangan dengan milisi ISIS dan organisasi teroris lainnya.

Sementara itu, Gedung Putih telah mengirimkan sinyal respon atas Suriah dan Assad. Sebelumnya pada bulan April, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengisyaratkan bahwa pengunduran diri Assad, yang pemerintahan Obama dianggap prasyarat untuk menyelesaikan krisis Suriah, tidak lagi menarik bagi Washington.

“Saya pikir, status jangka panjang dari Presiden Assad akan diputuskan oleh rakyat Suriah,” katanya.

Namun, hanya beberapa hari setelah serangan kimia yang dicurigai, Tillerson berubah pikiran, dia mengatakan “langkah-langkah sedang disusun” untuk membentuk koalisi internasional yang akan berusaha untuk menghapus Presiden Suriah dari kekuasaan.

“Peran Assad di masa depan tidak pasti dan, dengan tindakan bahwa ia telah diambil, akan terlihat bahwa tidak akan ada peran baginya untuk memerintah rakyat Suriah,” katanya dalam konferensi pers pada 6 April.

Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa ia ingin melihat solusi damai untuk konflik Suriah. (Hsg RT)

Komentar
Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ditengah Bergulirnya Sidang Sengketa Pilpres, Cak Imin Silaturrahim Kiai Kholil

19 April 2024 - 05:23 WIB

Pasca Libur Lebaran, Ratusan Pemudik Mulai Berdatangan Melalui Terminal Bus Alam Barajo Jambi

18 April 2024 - 17:27 WIB

Bandar Ekstasi Dibekuk Satuan Narkoba Polres Binjai 

18 April 2024 - 16:20 WIB

Pasca Lebaran, BBM di Kabupaten Kapuas Hulu Sempat Alami Kelangkaan

18 April 2024 - 16:14 WIB

Berkasnya Dinyatakan P21, Dua Tersangka TPPO Dijebloskan ke Rutan Situbondo

18 April 2024 - 16:06 WIB

Anggota DPR RI Asal Jambi Ihsan Yunus, Diperiksa KPK Terkait Kasus Dugaan Korupsi  di Kemenkes

18 April 2024 - 15:34 WIB

Trending di Nasional