Amerika, reportasenews.com – Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan bahwa pihaknya menyesalkan aksi veto di resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan agar dibatalkan deklarasi Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Akibat veto sekutu terbaik Israel itu maka mentah semua keberatan Dewan Keamanan PBB. Sikap membabi-buta AS mendukung Israel memang tidak mengherankan. Anggota Dewan Keamanan PBB 14 negara keputusannya digagalkan hanya dengan satu suara veto AS, ini menunjukan memang sikap memaksakan diri seenaknya dilakukan AS demi membela Israel.
Turki mengkritik veto AS atas resolusi PBB di Yerusalem, dengan mengatakan bahwa ini adalah indikasi “objektivitas yang hilang”.
“Kami menyesalkan bahwa rancangan resolusi yang diajukan Yerusalem ke Dewan Keamanan PBB diveto dengan satu suara lawan 14 suara,” kata sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri.
“Veto resolusi PBB tentang Yerusalem ini mengungkapkan sekali lagi bahwa AS telah kehilangan objektivitasnya,” kata pernyataan tersebut.
“Amerika Serikat ditinggalkan sendirian dalam pemungutan suara ini merupakan tanda nyata dari tidak sahnya keputusannya terhadap Yerusalem,” pernyataan tersebut menambahkan.
AS sebelumnya telah memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menolak pembentukan fasilitas diplomatik di kota yang diperebutkan di Yerusalem.
Langkah tersebut dilakukan kurang dari dua minggu setelah Washington pindah untuk mengenali kota suci tersebut sebagai ibu kota Israel dan memulai proses untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv – kota tempat semua negara lain memiliki fasilitas diplomatik utama mereka.
Kemudian pada hari Senin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Inggris Theresa May membahas pemblokiran resolusi dalam sebuah panggilan telepon, dan sepakat bahwa ketegangan baru yang dapat membahayakan proses perdamaian di wilayah tersebut harus dihindari, kata sumber-sumber di kantor Erdogan.
Erdogan telah mengambil posisi terdepan dalam menentang langkah AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, yang menjadi tuan rumah perwakilan dari lebih dari 50 negara Muslim di Istanbul pekan lalu untuk sebuah pertemuan puncak sebagai tanggapan.
Sebuah komunike yang dikeluarkan setelah KTT tersebut mengatakan bahwa para partisipan menganggap langkah tersebut sebagai sebuah deklarasi bahwa Washington menarik diri dari perannya sebagai sponsor perdamaian di Timur Tengah.
Keputusan Trump melanggar kebijakan AS dan konsensus internasional bahwa pemerintah Yerusalem harus dibiarkan melakukan pembicaraan dengan Israel-Palestina, yang menyebabkan kritik keras dari negara-negara Muslim dan sekutu-sekutu asing terdekat Israel, yang juga menolak langkah tersebut.
Pekan lalu, Erdogan mengatakan Turki akan mengupayakan pembatalan langkah tersebut di Majelis Umum PBB jika inisiatifnya di Dewan Keamanan gagal.
“Semua negara kecuali untuk administrasi Trump bertindak serentak dalam pemungutan suara ini. Sekarang periode Majelis Umum PBB akan dimulai,” Ibrahim Kalin, juru bicara Erdogan, mengatakan di Twitter. (Hsg)